KUDUS, RAKYATJATENG – Peziarah makam Sunan Muria di Colo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, barangkali sudah pasti tahu tentang buah Parijoto. Buah ini dipercaya sebagai buah peninggalan Sunan Muria.
Kini buah Parijoto telah diolah jadi aneka makanan dan minuman. Di tangan pemuda bernama Ribut Triyanto, warga Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, buah Parijoto menjadi lebih bernilai dan bervariasi. Buah bernama latin Medinilla Speciosa itu diolahnya menjadi sirup, permen, keripik, selai, hingga roti.
Triyanto mengatakan ide pembuatan berdasarkan atas kesadarannya memanfaatkan peluang yang ada. Di wilayahnya tinggal, buah Parijoto sangat melimpah. Dengan lokasinya di lereng pegunungan Muria berketinggian antara 800-1200 mdpl.
Ada 3 desa di Kudus yang mempunyai lahan buah Parijoto. Di Colo ada 9 petani dengan luasan lahan sekitar 4 hektare (Ha), Desa Japan ada 5 petani dengan luas lahan sekitar 1 Ha, dan Rahtawu dengan 5 petani di luasan lahan sekitar 2 Ha.
“Sangat melimpah buahnya. Maka saya berinisiatif untuk mengolah sumber alam itu untuk aneka makanan dan minuman dari bahan parijoto,” kata Triyanto, Rabu (7/3).
Dia berhasil mengolah buah parijoto mulai 2015 lalu. Yang pertama dibuatnya adalah sirup. Tujuannya memudahkan konsumen, terutama peziarah, membawanya sebagai buah tangan. Bahkan, mereka akan lebih tertarik dalam mengonsumsinya.
Selain juga, lanjut pria kelahiran 1984 ini, dengan beragamnya olahan dari buah parijoto, sama saja memberi semangat petani Parijoto untuk tetap menanamnya. Sebab mereka akan bersemangat merawat dan memperluas lahan tanaman Parijoto.
Tidak hanya itu, adanya pengolahan buah Parijoto, juga menambah lapangan pekerjaan bagi warga setempat. Dia mencontohkan, untuk tenaga pemasaran sendiri mencapai sekitar 75 reseller.
“Untuk sirupnya, dibuat dari bahan alami buah Parijoto. Tanpa bahan pengawet. Serta bisa bertahan lebih dari 6 bulan,” terangnya.
Triyanto mengatakan proses pembuatannya tak rumit. Dimulai dengan pemilihan buah yakni memisahkan buah dengan tangkainya.
Kemudian, buah dicuci sampai bersih, kemudian buah digiling. Proses selanjutnya, buah diperas dan diambil sarinya. Serta masuk ke proses pengolahan, berlanjut pada proses pengolahan.
Untuk pemasarannya, saat ini selain didistribusikan ke sejumlah gerai oleh-oleh, juga dia aktif mengikuti pameran produk makanan dan minuman di sejumlah kota.
“Juga dipasarkan lewat media sosial Instagram,” ungkapnya.
Sekilas tentang mitos yang berkembang, buah yang dipercaya merupakan peninggalan zaman Sunan Muria mempunyai beragam khasiat. Yakni mendatangkan keturunan serta melancarkan proses kehamilan dan kelahiran. Konon ibu hamil yang memakan buah parijoto, si anak akan rupawan. (dtc)