Jakarta (RAKYATJATENG) – Reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah membawa perubahan besar dalam banyak aspek kehidupan di Indonesia.

Dalam 25 tahun sejak Gerakan Reformasi dimulai, Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Tulisan ini akan membahas perubahan tersebut dan dampak Gerakan Reformasi pada Indonesia dalam beberapa aspek.

Gerakan Reformasi dimulai pada tahun 1998, ketika masyarakat Indonesia mulai menggalang kekuatan untuk menuntut reformasi terhadap kebijakan pemerintah Orde Baru yang dianggap korup dan otoriter.

Meskipun masa transisi yang panjang dan belum sepenuhnya menyelesaikan masalah, 25 tahun reformasi telah membawa perubahan besar dalam banyak aspek kehidupan di Indonesia.

Pada 21 Mei 1998 atau 25 tahun lalu, merupakan momen penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Saat itu Presiden Soeharto mengumumkan berhenti dari jabatan Presiden Republik Indonesia setelah 32 tahun berkuasa yang sekaligus mengakhiri era Orde Baru dalam tonggak perjalanan Bangsa Indonesia.

Turunnya Presiden Soeharto pada peristiwa 21 Mei 1998 tersebut merupakan tonggak awal Indonesia memasuki era reformasi. Pada tahun itu, krisis ekonomi melanda Indonesia yang ditandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) hingga mencapai Rp15.000/dollar.

Kondisi dimaksud semakin diperparah dengan harga-harga yang melambung tinggi, utang luar negeri mencapai Rp163 miliar USD, pengangguran dan kemiskinan yang terus meningkat, dan pertumbuhan ekonomi minus 20 sampai dengan 30 persen. Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) di kalangan para pejabat pemerintahan semakin memperparah krisis di masa itu.

Sebagaimana dikutip dari sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id, tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah pada saat itu makin menurun dengan berbagai krisis dan KKN yang terjadi juga ditengarai melibatkan kroni dan keluarga dari Presiden Suharto. Sehingga hal itu memicu ribuan mahasiswa turun ke jalan untuk berdemonstrasi.

Ada empat tuntutan yang diajukan, yakni Pemerintah harus segera mengatasi krisis ekonomi, menuntut dilaksanakannya reformasi di segala bidang, menuntut dilaksanakannya sidang istimewa MPR, dan meminta pertanggungjawaban presiden.

Adapun puncak dari demonstrasi mahasiswa adalah terjadinya pendudukan Gedung DPR/MPR oleh mahasiswa yang berujung pada mundurnya Presiden Suharto.

Perubahan yang terjadi

Kilas balik perjalanan 25 tahun Gerakan Refromasi di Indonesia telah membawa banyak perubahan yang mendorong terjadinya berbagai dinamika dalam berbagai bidang, antara lain yang krusial adalah politik, ekonomi, serta penanganan Hak Asasi Manusia (Ham) yang menjadi permasalahan krusial dalam perjalanan era Orde Baru yang otoriter.

Perubahan-perubahan tersebut secara garis besar memuat fenomena sebagai berikut:

Perubahan dalam bidang politik
Setelah Reformasi, Indonesia melaksanakan lebih dari 6 pemilihan umum, dan semuanya dianggap relatif bebas dan adil. Selain itu, pers yang semakin bebas dan transparansi pemerintahan yang semakin besar memungkinkan munculnya lebih banyak aspirasi dan kritik dari masyarakat. Partisipasi politik masyarakat semakin terbuka dan beranekaragam.

Perubahan dalam bidang Ekonomi
Setelah 25 tahun reformasi, Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang besar dalam beberapa tahun terakhir.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5 persen, yang merupakan angka yang baik menurut standar global. Meskipun demikian, masih ada masalah dalam ketimpangan ekonomi dan sulitnya pelestarian lingkungan.

Perubahan dalam bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia
Perjalanan gerakan 25 tahun reformasi di Indonesia telah membawa perubahan dalam mempertegak sistem hukum dan menjalankan penegakan hukum. Selain itu, pelecehan hak asasi manusia telah menjadi persoalan utama dalam konteks reformasi, di mana upaya penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran hak asasi manusia terus diupayakan oleh lembaga-lembaga terkait.

Pekerjaan Rumah Gerakan Reformasi di Indonesia

Gerakan Reformasi pada tanggal 21 Mei 1998 telah memperjuangkan perubahan politik di Indonesia dengan tujuan untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih transparan, akuntabel dan demokratis.

Gerakan Reformasi menjadi tonggak penting dalam sejarah politik Indonesia, karena berhasil menggulingkan Order Baru dan mewujudkan pemerintahan yang lebih transparan, adil dan demokratis. Selama 25 tahun sejak gerakan ini dimulai, berbagai perubahan yang signifikan terjadi di Indonesia.

Salah satu perubahan paling penting yang terjadi selama Gerakan Reformasi adalah terciptanya kebebasan berpendapat, berserikat dan berkumpul. Orang-orang Indonesia diberikan hak dan kebebasan untuk menyuarakan pendapat mereka tanpa takut akan dicap sebagai musuh negara atau diintimidasi oleh pemerintah dan militer.

Terdapat juga perubahan dalam sistem politik Indonesia. Konstitusi baru diterapkan pada tahun 1999 yang memberikan hak memilih yang lebih luas kepada rakyat Indonesia. Sejak itu, lembaga legislatif dan eksekutif tidak lagi didominasi oleh satu partai politik, dan partisipasi masyarakat dalam proses politik semakin besar.

Selain itu, Gerakan Reformasi juga memberikan dampak besar terhadap pemberantasan korupsi dan kejahatan lainnya di Indonesia. Berbagai lembaga tersebut dibentuk untuk mengawasi dan mengaudit kegiatan pemerintah, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ombudsman, dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).

Namun, ada juga beberapa isu yang belum sepenuhnya terselesaikan selama 25 tahun Gerakan Reformasi, seperti penghapusan UU Antiterrorisme dan revisi UU KPK serta perlindungan hak asasi manusia yang belum memadai.

Melihat capaian dan dampak Gerakan Reformasi selama 25 tahun terakhir, tentu masih banyak tantangan yang harus dihadapi dan disepakati bersama. Reformasi harus terus berlanjut dan perkembangan yang terjadi harus diperjuangkan dan dijaga dengan baik agar Indonesia dapat mencapai kemerdekaan dan demokrasi yang sesuai dengan harapan dan cita-cita masyarakatnya.

Perubahan besar

Reformasi telah membawa perubahan besar dalam banyak aspek kehidupan di Indonesia. Tentu saja, masih ada banyak tantangan dan masalah yang harus diatasi di Indonesia, seperti ketimpangan ekonomi, hak asasi manusia, dan pelestarian lingkungan yang sulit.

Namun, Gerakan Reformasi telah menunjukkan bahwa perubahan adalah mungkin untuk Indonesia. Reformasi akan terus berjalan dan dibutuhkan dalam rangka mencapai Indonesia yang lebih baik.

Untuk mewujudkan situasi lingkungan kondusif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan agenda terwujudnya kedamaian, kerukunan bangsa dan kehidupan politik terdapat beberapa tantangan yang harus terus dihadapi dari perjalanan panjang 25 tahun gerakan reformasi antara lain: 

Bagaimana mewujudkan sistem politik yang demokratis, yang berbasis pada semakin berfungsinya suprastruktur dan infrastruktur secara efektif serta berlandaskan pada semakin meningkatnya budaya politik demokrasi berlandaskan nilai-nilai luhur agama dan budaya bangsa;

Apa yang harus dilakukan agar iklim kehidupan kebangsaan yang dinamis, tenteram, rukun dan damai dapat terwujud, dan ditopang oleh meningkatnya wawasan kebangsaan, pembauran bangsa, ketahanan bangsa, falsafah kehidupan bangsa serta kemampuan bela negara segenap warga negara;

Siapa saja yang harus dilibatkan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam rangka berpartisipasi di dalam usaha-usaha perlindungan masyarakat yang didukung oleh manajemen perlindungan masyarakat yang robust;

Peran apa saja yang harus dijalankan guna mewujudkan integrasi sosial budaya bangsa melalui penguatan peran institusi-institusi sosial dan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat serta ditopang perilaku sosial masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai luhur agama dan budaya bangsa;

Terakhir bagaimana upaya berkesinambungan untuk mewujudkan situasi dan kondisi tenteram serta perilaku integratif dalam masyarakat yang kondusif bagi lancarnya penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan jiwa dan semangat otonomi daerah.

*) M. Lucky Akbar adalah Kepala Bagian Pengelolaan BMN Kemenkeu

COPYRIGHT © ANTARA 2023