Jakarta (RAKYATJATENG) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan perkembangan pertemuan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) Ministrial Conference di Detroit, Amerika Serikat, 26-27 Mei 2023 lalu, kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
“Tadi laporan singkat hasil pembicaraan di IPEF Detroit. Saya sampaikan ke Presiden bahwa pembahasannya itu ada empat pilar,” ujar Airlangga kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan empat pilar itu, yakni pertama fasilitas perdagangan (trade facilitation) yang masih dalam pembahasan dan belum selesai.
Kedua, mengenai rantai pasok (supply chain) yang sudah selesai, ketiga terkait ekonomi hijau (green economy), dan keempat adalah ekonomi adil (fair economy), kata Airlangga pula.
Menurut Airlangga, satu pilar yang sudah selesai tengah dilakukan proses kajian hukum. Sementara sisanya diupayakan selesai bulan November.
Adapun salah satu yang menonjol terkait empat pilar utama tersebut, kata Airlangga adalah pilar fasilitas perdagangan.
Dia menjelaskan, bahan baku mineral nikel yang dimiliki Indonesia diadopsi sebagai bagian dari IPEF.
Amerika sendiri dalam kebijakan inflasi yang tertuang dalam Inflation Reduction Act (IRA) memasukkan nikel sebagai salah satu critical mineral.
“Karena ini menjadi bagian di Amerika dalam Inflation Reduction Act di AS, dimana sektor otomotif hampir sama seperti di Indonesia, subsidi yang diberikan pemerintah hanya diberikan pada 40 persen yang diproduksi di AS, termasuk electronic vehicle-nya, termasuk critical mineralnya,” kara Airlangga.
Dia menyampaikan Indonesia turut membahas kebijakan terkait nikel dalam IPEF, agar Indonesia bisa menyuplai bahan baku baterai ke Amerika Serikat.
Perhelatan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) Ministerial Conference yang diselenggarakan tanggal 26-27 Mei 2023, di Detroit, Amerika Serikat merupakan pertemuan tingkat menteri antara 14 negara mitra yang telah tergabung dalam Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF)–yang mewakili lebih dari 40 persen ekonomi dunia dan 28 persen perdagangan barang dan jasa secara global.