"Marilah kita jaga kerukunan umat dan keharmonisan," kata Suriadarma sebagaimana dikutip dalam keterangan pers kementerian di Jakarta, Minggu.
Suriadarma mengemukakan bahwa menjadikan perbedaan sebagai sebuah kekuatan merupakan bagian dari aktualisasi ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari.
Ragam mazhab dalam agama, menurut dia, semestinya tidak menjadi penghambat terwujudnya keharmonisan dan kerukunan umat.
"Saya meyakini, jika negeri ini rukun, umat Buddha rukun, antaragama rukun, pasti negeri ini akan langgeng," kata dia.
Menurut Suriadarma, menjaga kerukunan tidak sulit, dapat dimulai dari hal-hal sederhana seperti saling bertegur sapa dan saling melempar senyum jika bertemu satu sama lain.
"Apalagi kita sudah ambil air suci. Hakikat air adalah jernih dan bening, sama seperti hati. Dhamma sudah memberikan tuntunan kepada kita. Mari kita sama sama mendalami dan mempelajari itu agar kehidupan kita lebih damai dan rukun," kata dia.