Jakarta (RAKYATJATENG) – Plt Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan proses pengadaan lahan Bendungan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, sudah 95 persen, dan proses pembangunan ditargetkan rampung seluruhnya pada 2024.
"Saat ini sudah tidak ada kendala berarti dari segi teknis dan lahan. Untuk pengadaan lahan sudah 95 persen dan terus proses penyelesaian," ujar Jarot dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Saat ini, kata Jarot, progres konstruksi Bendungan Bener sudah sebesar 26 persen dan saat ini sedang dilakukan upaya percepatan teknis konstruksi.
Bendungan yang dibangun sejak Oktober 2018 itu, kata Jarot, akan menjadi bendungan multifungsi yang memiliki banyak manfaat.
Bendungan tersebut memiliki tampungan sekitar 92 juta meter kubik dan akan mempunyai manfaat mengairi lahan irigasi seluas 15.519 hektar. Selain itu, Bendungan Bener juga dapat menyuplai air baku untuk keperluan rumah tangga, kota dan industri sebesar 1.500 liter per detik ke tiga Kabupaten, yakni Purworejo, Kebumen dan Kulon Progo, termasuk ke Bandara Internasional Yogyakarta.
Bendungan tersebut juga mempunyai potensi menyuplai energi listrik sebesar 10 MW dan mereduksi debit banjir dari 584 meter kubik per detik menjadi 178 meter kubik per detik atau 70 persen pada debit banjir kala ulang 25 tahun (Q25). Selain itu fungsi lainnya adalah menjadi pendukung sektor perikanan, pariwisata dan konservasi DAS Bogowonto di bagian hulu.
Pembangunan Bendungan Bener itu merupakan bagian dari pembangunan 61 bendungan dari 2015 hingga 2025 yang akan menambah jumlah tampungan air yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam mendukung ketahanan pangan dan air di Jawa Tengah.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada Jumat (2/6) telah meninjau pembangunan Bendungan Bener yang berlokasi di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Basuki menyampaikan kepada kontraktor dan konsultan pengawas untuk terus meningkatkan kualitas pekerjaan yang baik dan rapi mulai dari desain hingga pelaksanaan.
"Perhatikan aspek kualitas dan keberlanjutan lingkungan. Tolong dievaluasi desain engineering dan arsitekturnya, sehingga tidak ada desain yang berlebihan (overdesign). Pekerjaannya yang rapi, sisa material ditata baik," kata Basuki.