Yogyakarta (RAKYATJATENG) – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merekam sebanyak 97 kali gempa guguran Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama periode pengamatan pada Sabtu (3/6) pukul 00.00-24.00 WIB.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Minggu, mengatakan, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat tiga kali gempa fase banyak, serta satu kali gempa tektonik.

Baca juga: Gunung Merapi alami 74 kali gempa guguran

Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis-sedang dengan tinggi 10 meter sampai 20 meter di atas puncak Merapi.

Pada periode pengamatan itu, tercatat 22 kali guguran lava keluar dari gunung itu dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng.

"Terdengar tiga kali suara guguran dengan intensitas sedang dari Pos Babadan," kata dia.

Baca juga: Gunung Merapi mengalami 94 kali gempa guguran

Deformasi atau perubahan bentuk tubuh Merapi yang dipantau BPPTKG menggunakan electronic distance measurement (EDM) terukur 3,4 cm per hari dalam tujuh hari terakhir.

Sementara itu, berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 19—25 Mei 2023, pada kubah barat daya Merapi, teramati adanya perubahan morfologi yang terjadi akibat adanya guguran lava.

Sementara, untuk kubah tengah tidak teramati perubahan morfologi yang signifikan.

Baca juga: BPPTKG nyatakan Gunung Merapi alami 90 kali gempa guguran

Berdasarkan hasil survei drone tanggal 17 Mei 2023, kata Agus, volume kubah barat daya Merapi terukur sebesar 2.372.800 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.337.300 meter kubik.

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga, yang ditetapkan sejak November 2020.

Potensi bahaya dari guguran lava dan awan panas guguran bisa berdampak ke Kali Woro hingga sejauh tiga kilometer dari puncak dan Kali Gendol hingga sejauh lima kilometer dari puncak.

Baca juga: BPPTKG: Gunung Merapi mengalami 129 kali gempa guguran

Selain itu, guguran lava dan awan panas guguran bisa berdampak ke Kali Boyong hingga sejauh lima kilometer dari puncak serta Kali Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga sejauh tujuh kilometer dari puncak.

Jika terjadi erupsi eksplosif, maka lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Baca juga: Gunung Merapi mengalami 75 kali gempa guguran
Baca juga: Gunung Merapi mengalami 83 kali gempa guguran

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tunggul Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2023