"China tidak militeristik dalam hal kebijakan luar negeri mereka dibandingkan dengan Barat," kata Gibson Nyikadzino kepada Xinhua pada Kamis (1/6).
GSI, yang diusulkan oleh Presiden China Xi Jinping, berupaya menghilangkan akar penyebab konflik internasional, meningkatkan tata kelola keamanan global, mendorong berbagai upaya bersama internasional untuk menghadirkan lebih banyak stabilitas dan kepastian di era yang bergejolak dan berubah, serta mendorong perdamaian dan pembangunan yang langgeng di dunia.
Nyikadzino menambahkan bahwa GSI bermaksud untuk membangun pengakuan yang setara atas kontribusi negara terhadap perdamaian dan keamanan global di bawah kerangka kerja sama timbal balik.
Dia menyebut China menjadi pemain penting dalam proses perdamaian global pada saat dunia pasca Perang Dingin didominasi oleh unilateralisme Barat.
Dia menyesalkan kebijakan luar negeri militeristik Barat yang telah mengakibatkan penderitaan di sejumlah negara seperti Afghanistan, Irak, Suriah, Libya dan Ukraina, seraya menyatakan bahwa kebijakan luar negeri semacam itu bertujuan "menguntungkan kompleks industri militer dan telah membuat dunia jauh lebih tidak aman."
Di sisi lain, China tidak pernah menunjukkan tindakan yang digerakkan oleh militerisme, imbuhnya.
Sayangnya, dari pola pikir Amerika Serikat (AS) dan Barat yang militeristis, mereka melihat inisiatif China sebagai inisiatif yang menegaskan hegemoni, padahal sebenarnya China tidak memiliki rencana untuk mendominasi dunia, kata Nyikadzino.
Analis itu mengatakan GSI penting karena menyadari perubahan sifat berbagai konflik internasional yang diprakarsai oleh aktor negara dan non-negara, dan pentingnya negara-negara bekerja sama untuk mengendalikan eskalasi kekerasan.
Dalam pandangan Nyikadzino, kebangkitan China ditujukan untuk mengurangi ketidakstabilan global.
"Saat berbagai upaya yang dilakukan China … merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk mengatasi kebutuhan keamanan saat ini, upaya Barat untuk membendung China adalah dengan mencoba menggambarkan China sebagai agresor, bukan pembawa perdamaian/pembangun perdamaian," katanya.
Analis itu juga berharap keberhasilan GSI dapat membantu meningkatkan perdamaian dan keamanan di Afrika, karena beberapa wilayah di benua itu masih terdampak oleh konflik.