dinamika masyarakat yang dipengaruhi oleh konteks peradaban menjadi perhatian utama bagi BPIP

Jakarta (RAKYATJATENG) – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyatakan bahwa dasar negara yang berlambangkan burung garuda itu merupakan sebuah anugerah dari Tuhan kepada Bangsa Indonesia.

“Keberadaan Pancasila merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa untuk Bangsa Indonesia,” kata Kepala BPIP Yudian Wahyudi dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.

Yudian menuturkan arti dari tema Hari Lahir Pancasila Tahun 2023 yang bertajuk “Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global”, mengandung arti bahwa hari ini menjadi pemantik bagi Bangsa Indonesia untuk bahu-membahu mewujudkan peradaban masyarakat Indonesia yang lebih maju dan menjadi pusat pertumbuhan dunia.

Diperingatinya Hari Lahir Pancasila melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila agar masyarakat, dan seluruh komponen Bangsa Indonesia berkomitmen untuk memperingati Hari Lahir Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Dimana Pancasila dijadikan salah satu upaya pemerintah untuk menguatkan semangat gotong royong pembumian Pancasila demi terwujudnya peradaban dan pertumbuhan global, mengobarkan semangat nasionalisme,persatuan, dan kesatuan bangsa dan mendorong aktualisasi Pancasila secara masif juga sistematis.

Baca juga: BPIP: Pancasila terbukti tahan ancaman dibandingkan ideologi lainnya
Baca juga: Gelar Gladi Bersih Upacara Harlah Pancasila, Kepala BPIP Ajak Seluruh Elemen Masyarakat Ikut Upacara Bendera

Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila harus diamalkan sebagai perwujudan rasa cinta kepada Tanah Air sehingga dapat membangun bangsa dan negara yang lebih baik.

Nilai-nilai Pancasila yang dapat diamalkan dengan sederhana seperti saling menghargai, bekerja sama, dan saling menghormati.

Terlebih dirinya menilai berkat Pancasila, dengan nilai-nilai inklusivitas, toleransi, dan gotong royong, keberagaman yang ada menjadi suatu berkah penuntun yang dapat dirajut menjadi identitas nasional Bhinneka Tunggal Ika.

“Strategi dan upaya aktualisasi nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat sudah tentu membutuhkan proses sosialisasi yang terencana, sistematis, dan masif. Faktor perkembangan dan dinamika masyarakat yang dipengaruhi oleh konteks peradaban menjadi perhatian utama bagi BPIP,” ujarnya.

Baca juga: Presiden: Bangun karakter kebangsaan dan Pancasila kepada anak didik
Baca juga: Megawati resmikan KRI Bung Karno pada Hari Lahir Pancasila
Baca juga: Presiden: Indonesia tidak dapat didikte negara mana pun

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2023