SEMARANG, RAKYATJATENG – KONI Kota Semarang menjadi organisasi olahraga pertama di Indonesia yang meraih sertifkasi ISO 9001/2015.
Hal ini tentu saja sangat membanggakan banyak pihak. Apalagi sertifikasi melalui berbagai proses yang cukup panjang dan melelahkan.
Terhitung sejak akhir tahun lalu, KONI Kota Semarang sudah memulai proses persiapan baik dari menyiapkan dan melengkapi dokumen maupun penyusunan Standard Operating Procedur (SOP).
Ketua KONI Kota Semarang Arnaz Agung Andrarasmara menegaskan, ISO 9001 ini bagian dari visi dan misi KONI sejak kepengurusan KONI yang dipimpinnya dilantik di tahun 2019.
Namun demikian, tantangan sebenarnya bukanlah meraih sertifikat ISO namun mempertahankan standar mutu dan pelayanan.
“ISO 9001 ini bagian dari visi dan misi kami sejak awal dan ISO ini bagian juga dari bagaimana mengubah sebuah paradigma atau mindset bahwa KONI selalu bermasalah, maka sejak awal kita lakukan pembenahan-pembenahan,” ujar Arnaz.
Menurut Arnaz yang juga Ketua Kadin Kota Semarang ini, pembenahan tidak hanya dari sisi mengeksposure KONI menjadi lebih baik tapi juga memberikan manfaat sekretariat.
Pasalnya, ISO ini diharapkan dapat menular ke IOCO sehingga lebih baik dalam pelayanan dan menjalankan organisasi yang profesional.
“Yang terpenting, ISO ini bisa memberikan tinggalan kesan yang baik baik untuk sekretariat maupun pengurus KONI,” tambah Arnaz.
Karena itu, Arnaz berharap KONI Kota Semarang harus tetap mempertahankan mutu dan standar pelayanan di bidang olahraga. Berbagai proses termasuk audit internal telah membuktikan jika KONI yang dipimpinnya berhasil menetapkan standar mutu seperti yang diharapkan para pelaku olahraga.
Fajar Sukoco, Direktur Parantapa Konsultan menegaskan, proses ISO belum berhenti meski sudah mendapatkan sertifikat. Pasalnya, masih akan ada lagi audit surveillance atau pendampingan konsultasi pada Oktober 2022.
“Karena masih ada audit surveillance atau pendampingan konsultasi pada Oktober 2022, maka saya berpesan KONI Kota Semarang harus tetap mempertahankan mutu dan standar layanan khususnya dalam bidang olahraga,” ujarnya.
Selain itu, nantinya juga akan ada proses audit eksternal yang tentunya juga semakin berat karena pelayanan dan SOP serta mutu dalam masa satu tahun setelah meraih sertifikasi harus dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan. (Sen)