Enam Hari Dilanda Banjir, Warga di Kudus Akhirnya Mengungsi

  • Bagikan
TINJAU: Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Dharma dan Dandim 0722/Kudus Letkol Kav Indarto beserta jajaran saat mengevakuasi korban banjir di Payaman. (EKO SANTOSO/RADAR KUDUS)

KUDUS, RAKYATJATENG – Sudah enam hari banjir yang melanda Kecamatan Mejobo, Jati, dan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, belum juga surut. Warga yang bertahan di rumah pun tidak tahan. Mereka pun akhirnya memilih mengungsi.

Kepala BPBD Kudus Budi Waluyo mengatakan, jumlah pengungsi pun meningkat. Yang awalnya ada 576 pengungsi. Kini bertambah menjadi 824 orang.

Ini disebabkan, banjir belum juga surut. Padahal sudah enam hari berlangsung. ”Debit Sungai Wulan maish tinggi, sehingga pintu air tidak bisa dibuka,” katanya.

Debit Sungai Juana, kata dia, masih tinggi. Sehingga banjir tidak bisa dibuang melalui pintu air.

Logistik pun datang bergantian ke pengungsian. Kemarin, Polres Kudus bersama TNI membagikan logistik kepada korban banjir di Dukuh Karanganyar, Desa Payaman, Mejobo. Ada bahan makanan, obat-obatan, hingga tikar. Selain itu, mereka turut membantu evakuasi korban.

Logistik dikemas dalam kardus. Dimuat dengan mobil. Namun mendekati wilayah dengan genangan yang tinggi, bantuan diteruskan dengan perahu. Terutama setelah jembatan Jratun.

Sementara di depan SD 4 Payaman dan TK Pertiwi genangan mencapai 80 cm. Jajaran polres Kudus dan Kodim berjalan kaki sambil mendorong perahu.

”Semoga ini bisa sedikit membantu,” jelas Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Dharma.

Dia menambahkan jika masyarakat yang mengalami kendala bisa melapor kepada pihak desa maupun polisi dan TNI. Terutama rumah-rumah yang ditinggal penghuninya mengungsi. Menurutnya hal itu bisa didata ggar bisa dilakukan pengawasan.

Untuk itu, masyarakat tak perlu khawatir meninggalkan rumah untuk mengungsi. ”Karena kami akan bekerja sama dengan TNI dan pemerintah desa untuk patroli. Sehingga keamanan tetap terjaga,” tambahnya.

Dandim 0722/Kudus Letkol Kav Indarto menyatakan sudah menyiapkan sejumlah perahu untuk evakuasi. Dan juga membantu mobilitas warga. Karena jalanan tidak bisa dilewati kendaraan motor. Terkecuali diangkut dengan rakit atau perahu.

”Ada dua perahu manual dan beberapa perahu mesin yang digunakan di beberapa titik di lokasi banjir,” tukasnya. (ks/mal/top/JPR/JPC)

  • Bagikan