Kena Dampak Corona, Pengusaha Jenang di Kudus Rugi Rp 1 Miliar

  • Bagikan
Bejo Suyanto, salah satu pengusaha jenang memperlihatkan produknya yang berjamur. (DONNY SETYAWAN/RADAR KUDUS)

KUDUS, RAKYATJATENG – Pengusaha jenang di Desa Kaliputu mengeluh penjualan sepi sejak enam bulan lalu. Selain tidak ada yang pesan, akses ke beberapa tempat juga ditutup. Sehingga beberapa pengusaha merugi. Bahkan ada yang rugi hingga Rp 1 miliar.

Bejo Suyanto, pengusaha jenang merek Hidayah mengaku rugi Rp 1 miliar. Kerugian itu terjadi karena gagal pengiriman. Produknya pun menjamur.

”Setelah gagal kirim langsung kami simpan di gudang. Yang berjamur saya buang satu per satu. Ini masih ada ratusan dus lagi,” terang pengusaha yang memulai usahanya sejak 1995.

USANG: Pengusaha Jenang memperlihatkan wajan untuk memasak jenang yang sudah usang karena enam bulan tidak dipakai.

Dia mengatakan, awal Maret pesanan sedang ramai. Hal itu membuatnya memproduksi banyak jenang. Modal Rp 100 juta tak cukup, akhirnya tambah lagi hingga Rp 1 miliar. Namun karena virus corona pengiriman bermasalah. Penjualan pun terus menurun.

”Sampai sekarang belum bisa produksi karena sama sekali tidak ada pesanan. Karyawan juga berhenti lama. Bahkan kuali untuk memasak jenang berjamur. Saking lamanya tidak digunakan,” paparnya.

Dia menjelaskan, jenang memiliki masa kedaluwarsa. Saat itu jenang sudah dikirim, namun tertahan. Akibatnya jenang menjamur. Nah kalau menjamur, jenang tidak bisa dijual lagi. ”Akhirnya balik ke sini,” katanya. Suyanto mengaku mengirim jenang ke Solo, Jogja, Magelang, Sidoharjo, dan Bali.

Sebelum pandemi, kata Suyanto, dia bisa empat kali masak. Satu kali masak 50 kilogram. Sehari bisa menghabiskan bahan baku kurang lebih lima kuintal.

Hal yang sama dirasakan pengusaha jenang Sumartono. Sumartono mengatakan, selama pandemi produksi dan penjualan berhenti. Namun akhir-akhir ini mulai merintis lagi. Sedikit demi sedikit. ”Dijual di sekitar sini dulu,” terangnya. (ks/san/mal/top/JPR/JPC)

  • Bagikan