PEKALONGAN, RAKYATJATENG – Memasuki musim pancaroba, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pekalongan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, saat musim peralihan ini lah kasus DBD biasanya meningkat.
Kepala Dinkes Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwi Antoro, menyatakan, kasus demam berdarah pada tahun 2019 ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2018. Menurutnya, dari Januari hingga Juni 2019 ini sudah ada 132 kasus demam berdarah di Kabupaten Pekalongan.
Oleh karena itu, Setiawan mengimbau masyarakat untuk bersama-sama dengan pemerintah mencegah penularan penyakit demam berdarah. Ada dua upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi serangan demam berdarah, yakni fogging dan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Fogging atau pengasapan, kata dia, dilakukan oleh Dinkes untuk memberantas nyamuk dewasa. Sedangkan PSN dilakukan oleh masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk di lingkungannya masing-masing.
“Fogging salah satu upaya kita untuk memutus mata rantai penularan DB. Diutamakan PSN, karena fogging yang mati hanya nyamuk dewasa saja. Jika sarang nyamuknya yang diberantas, maka telur-telurnya juga mati. Dua-duanya harus jalan, apalagi di daerah endemis DB. Namun semuanya harus diwaspadai dengan konsep PSN dan fogging,” tandas dia, kemarin.
Setiawan ke depannya akan meminta agar fogging merupakan alternatif terakhir yang harus dilakukan jika di lokasi itu ditemukan kasus DB.
Penyakit DB ini harus ditegakan berdasarkan uji laboratorium yang menyatakan itu benar demam berdarah, agar penyakit ini tidak menular. “Kita membunuh yang dewasa dengan fogging, masyarakat memberantas sarang nyamuknya. Fogging tidak semua orang bisa melakukan karena formulanya harus ahli di bidangnya. Itu racun. Jika cara melakukannya tidak tepat bisa menghantam orang yang melakukan fogging,” katanya.
Dalam melakukan fogging, lanjut dia, harus memperhatikan waktu, arah angin, dan pertimbangan lainnya. Masyarakat juga harus dikondisikan jika akan dilakukan fogging, seperti harus menutup makanan di meja dan ke luar dari dalam rumah. “Waktu fogging pada pagi hari saat nyamuk ada di dalam, sehingga nyamuk belum terbang ke mana-mana. Nyamuk aktifnya juga pagi dan sore hari,” terang dia.
Disinggung soal kecamatan dengan kasus DB cukup tinggi, Setiawan mengungkapkan kasus terbanyak ada di Kecamatan Karanganyar, disusul Kedungwuni, Wonopringgo, dan Kajen. Namun, kata dia, penyebaran demam berdarah hampir merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Pekalongan kecuali kecamatan daerah atas seperti Kecamatan Paninggaran, Lebakbarang, Kandangserang, Petungkriyono, dan Kecamatan Talun. “Untuk di Kecamatan Wonokerto baru-baru saja.. Kemarin-kemarin tidak ada di Wonokerto. Jadi kita tetap harus waspada dengan DB, karena musim pancaroba, genangan air sudah sedikit, suhu naik, sehingga telur nyamuk cepat menetas. Ini harus kita waspadai,” tandasnya.
Selain diimbau untuk menggiatkan kegiatan PSN, masyarakat juga diimbau untuk terbebas dari gigitan nyamuk seperti dengan obat antinyamuk, memakai kasa, dan sebagainya. Jika ada masyarakat yang mengalami gejala panas, timbul bercak-bercak merah, diminta untuk segera diperiksakan ke fasilitas kesehatan terdekat seperti di Puskesmas, sehingga penanganannya bisa cepat. (ap5/RP)