3 Penyakit Utama yang Sering Jadi Pencetus Batalnya Puasa

  • Bagikan

RAKYATJATENG – Puasa Ramadhan sudah berjalan hampir sepekan. Sayangnya ada sebagian orang yang sudah batal puasa karena sakit. Sakit yang diderita sebagian karena tubuh harus menyesuaikan dengan pola makan dan pilihan asupan selama puasa.

Karena itu sejumlah dokter didatangi pasien yang melapor sudah batal puasa. Masalah yang paling banyak dihadapi adalah gangguan pencernaan.

“Pasien dengan masalah pencernaan. Secara umum memang sebagian dari masyarakat muslim sudah ada yang batal puasa. Pengamatan saya sebagai seorang dokter panyakit dalam, sebagian besar pasien yang datang kepada saya dan batal puasa karena masalah pencernaan,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, Minggu (12/5).

Penyebabnya, kata dr. Ari, sebagian dari mereka batal karena sahur hanya meneguk air putih dengan alasan tidak biasa makan sebelum subuh. Dampaknya, pasien mengalami sejumlah penyakit akibat pola kebiasaan tersebut. Beberapa penyakit yang dialami dan berkaitan dengan pencernaan di antaranya,

1. Nyeri Ulu Hati

Kali ini nyeri ulu hati, mual dan muntah menjadi penyebab utama batal pada minggu pertama puasa. Nyeri ulu hati memang seharusnya tidak sampai membatalkan puasa tapi untuk sebagian pasien nyeri ulu hati sangat mengganggu.

“Di sisi lain pasien yang datang kepada saya mengatakan bahwa keluhan sakit maagnya membaik selama puasa. Walau ajaran agama sudah menganjurkan agar berpuasa tetap sehat tetapi kita harus tetap memperhatikan makanan dan minuman selama buka dan sahur, guna terhindar dari gangguan pencernaan dan tetap bisa melaksanakan puasa tanpa batal,” tegasnya.

2. Diare

Diare juga menjadi penyebab kenapa mereka batal puasa. Diare umumnya timbul pada pagi hari. Penyebab utama diare adalah konsumsi makanan yang tidak tepat.

Makanan terlalu pedas dan asam menjadi pencetus kenapa mereka mengalami diare. Belum lagi makanan yang dicurigai sudah terkontaminasi dan tetap dikonsumsi dicurigai menjadi penyebab kenapa pasien yang batal tersebut mengalami diare.

“Informasi ini menjadi penting agar masyarakat muslim yang menjalami puasa harus pandai-pandai memilih makanan,” tegas dr. Ari.

3. Maag

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat kita berpuasa setelah 6-8 jam perut kosong akan terjadi peningkatan asam lambung yang dapat menyebabkan gejala gangguan maag. Keadaan ini biasanya berlangsung hanya pada 1 pekan puasa pertama.

“Gejala ini umumnya tidak dirasakan lagi pada minggu-minggu berikutnya. Tubuh akan menyesuaikan dengan perubahan kondisi tubuh akibat berpuasa,” tuturnya.

Pada orang yang sehat, keadaan ini dapat diatasi dengan pilihan makan yang tepat pada saat berbuka dan sahur. Serta kegiatan yang tidak menyebabkan terjadinya peningkatan udara di dalam lambung, serta peningkatan asam lambung.

(JPC)

  • Bagikan