Menikmati Sate H. Subali di Subah Batang, Bisa 5 Ribu Tusuk saat Arus Mudik

BATANG, RAKYATJATENG – Kecamatan Subah atau yang kerap disebut Subah merupakan surga kuliner sate. Di wilayah Kabupaten Batang tersebut, belasan depot sate berderet. Di antara belasan depot sate tersebut, ada empat lokasi yang paling ramai dikunjungi. Yakni, Sate H. Subali, Sate Empuk, Sate Jamilah, dan Sate Bagas Putra.

Manajer Sate H. Subali Nanang Akhsin menyatakan, depotnya merupakan yang terlawas. Didirikan oleh (almarhum) H Subali pada awal 1990-an, gerainya kini memiliki lima cabang. Yang terjauh ada di Sibolga, Sumatera Utara. ’’Dulu Pak Subali memulai dari warung kaki lima di Jakarta pada 1970-an. Setelah 20 tahun di Jakarta, beliau memutuskan pindah ke sini,’’ kata Nanang.

Ide promosi berupa papan reklame beberapa kilometer sebelum lokasinya seperti yang ada saat ini bisa jadi berasal dari Sate H. Subali. Sejak 4 kilometer dari warungnya yang terletak di Jalan Pantura Km 24 Pekalongan–Subah, Sate H. Subali menempelkan tanda-tanda keberadaan warungnya. ’’4 Km lagi Sate H. Subali.’’ Demikian bunyi papan reklame itu.

Menurut Nanang, ide promosi seperti itu datang dari Pak Subali langsung. ’’Jadi, sudah mengajak orang-orang berimajinasi tentang sate,’’ jelas pria berusia 34 tahun tersebut.

Inovasi lain yang dilakukan warung Sate H. Subali adalah menghidangkan sate dengan hot plate. Mirip cara penyajian steak. Sate dengan hot plate tersebut disajikan sejak pertengahan 2000-an. Alasan disajikan hot plate, kata Nanang, adalah karena pelanggan ingin sate yang dimakannya selalu hangat atau panas. Jika tidak ditaruh hot plate, kurang dari lima menit sate yang dihidangkan langsung dingin.

Nah, menjelang arus mudik dan arus balik Lebaran, Nanang menyebut stok daging yang disediakan cukup berlimpah. Kalau hari biasa Sate H. Subali bisa melayani permintaan sampai seribu tusuk per hari, di arus mudik dan arus balik bisa naik drastis. ’’Nambahnya bisa sampai 3 ribu tusuk sampai 5 ribu tusuk per hari,’’ beber Nanang.

Selain olahan daging kambing, Sate H. Subali menyediakan varian daging lain untuk disate dan disantap. Misalnya sapi, ayam, dan kelinci. Sementara itu, untuk variasi menu selain sate terdapat sup, gulai, dan tongseng. Tapi, lontong sebagai karbohidrat pendamping sate tidak disediakan di Sate H. Subali. ’’Pernah kami memakai lontong. Tetapi, proses pembuatan lontong yang ribet dan tidak tahan lama membuat kami kemudian meniadakan lontong,’’ jelas Nanang. (JPC)