PATI, RAKYATJATENG – Tidak banyak yang bisa menangkap peluang lahan kosong untuk dimanfaatkan sebagai tempat usaha.
Namun tidak bagi Sukahar (55), warga Kecamatan Gunungwungkal, Pati, Jawa Tengah ini.
Dia memanfaatkan lahan perhutani milik KPH Parengan, yang turut wilayah Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur untuk budidaya madu.
Di lokasi lahan seluas sekira 50 meter, setidaknya terdapat 200 box tempat untuk budidaya madu. Tak terhitung berapa ratus ribu lebah yang ada di dalam kotak tersebut.
“Ini musiman mas, jadi kita baru sekira satu bulanan di sini budidaya madu,” kata Sukahar saat ditemui di lokasi, Rabu (21/3).
Dia pun menjelaskan, per musim panen madu waktunya sekira dua bulan. Namun, untuk panen jika cuacanya bagus maka cukup membutuhkan waktu satu Minggu.
Dengan jumlah dua ratus box, maka sekali panen bisa menghasilkan 150 botol madu, dengan ukuran botol satu liter.
“Cuaca bagus itu dalam seminggu hujan sekali, sisanya terang, maka satu pekan bisa panen,” terangnya.
Meski demikian, dari hasil yang didapat tidak sebanding dengan kerumitan mengurus ratusan ribu lebah. Sebab, dari satu botol madu, hanya dihargai 75 ribu.
Itu dijualnya kepada pengepul, lebih dari itu warga Pati tersebut tidak mengetahui harga jualnya di pasaran.
“Kalau saya hanya menjual ke pengepul, gak mau ribet saya masarin,” paparnya.
Dia menambahkan, sebelum memastikan lahan yang akan dibuat budidaya, terlebih dulu Sukahar melihat potensi banyaknya lebah madu.
Sebab, menurutnya madu hanya bisa bertahan dengan usia 40 hari. Lebih dari itu bonus.
“Kita lihat dulu kembang di daerah sekitar, jika bagus berarti banyak lebah madunya,” pungkasnya. (tt)