PEKALONGAN, RAKYATJATENG – Para pedagang pasar yang tergabung pada Ikatan Pedagang Pasar Banjarsari (IPPB) dan Paguyuban Pedagang Pasar Banjarsari (P2PB) Kota Pekalongan, Jawa tengah, mendesak pemerintah daerah setempat segera membangun pasar darurat pascakebakaran pasar pada 24 Februari 2018.
Wakil Ketua Ikatan Pedagang Pasar Banjarsari Pekalongan, Hapidin, mengatakan bahwa para pedagang kini membutuhkan tempat relokasi pasar secepatnya untuk berdagang.
“Selain itu, kami juga minta pada pemkot agar relokasi pasar darurat tidak berpisah dengan pedagang yang lain karena apabila dipisah maka dikahawtirkan daya beli masyarakat akan melemah,” katanya, Selasa (20/3).
Menurut dia, apabila sudah ada tempat relokasi maka para pedagang juga minta tidak ada pungutan liar atau pungli agar mereka berdagang nyaman dan aman.
“Kami berharap pemkot agar relokasi pasar ditempatkan di Lapangan Sorogenen karena pada tahun 2001 hingga 2004 tempat tersebut pernah dijadikan relokasi pasar darurat,” katanya.
Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Sri Ruminingsih mengatakan pemkot sudah merencanakan percepatan pendirian pasar darurat di Taman Pati Unus dan sepanjang Jalan Pati Unus hingga pertigaan bekas Kantor Kelurahan Sugihwaras.
Kemudian, sebagian pedagang. kata dia, juga akan ditempatkan di pasar darurat Jalan Blimbing, Jalan Mangga, dan Jalan Rambutan.
“Jadi, pendirian pasar darurat tidak di Lapangan Sorogenen karena berdasar kajian sudah tidak memungkinkan karena lokasinya sudah dijadikan ruang terbuka hijau,” katanya.
Ia mengatakan pemkot melalui dana belanja tak terduga telah menyediakan dana percepatan pembangunan pasar darurat sebesar Rp1,5 miliar.
“Dana belanja tak terduga milik Pemkot Pekalongan hanya Rp2 miliar sehingga tidak semua dana itu bisa dihabiskan sekaligus karena sisanya untuk cadangan alokasi anggaran yang lain. Oleh karena, kami sudah beraudensi dengan Pemnprov Jateng agar bisa membantu pembiayaan pendirian pasar itu,” katanya. (ant)