RAKYATJATENG, BREBES – Untuk mencari korban longsor yang diduga masih tertimbun, pihak Kepolisian Daerah Jawa Tengah menurunkan anjing pelacak. Anjing pelacak yang berjumlah dua ini dikerahkan di lokasi longsor di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes.
Anjing pelacakini akan membantu tim gabungan bersama warga setempat dalam lanjutan pencarian korban bencana alam di daerah itu hari ini, Jumat (23/2).
“Untuk melanjutkan pencarian korban, dilakukan dengan menerjunkan dua anjing pelacak,” kata Kepala Kepolisian Resor Brebes AKBP Sugiarto di lokasi bencana di Brebes, Jumat (23/2).
Diharapkan, anjing pelacak itu bisa menemukan posisi korban yang diduga masih tertimbun material tanah di lokasi bencana sehingga bisa ditindaklanjuti oleh tim gabungan.
Seperti diberitakan sebelumnya, tanah longsor terjadi di hutan produksi milik Perhutani BKPH Salem Petak 26 RPH Babakan pada Kamis (22/2) pukul 08.00 WIB. Bencana itu menimpa sejumlah warga yang sedang mengolah lahan pertanian di dekat kawasan hutan tersebut.
Hingga Jumat pagi ini, tercatat korban meninggal dunia dalam kejadian itu ada enam orang, yaitu Karsini (56), Casto (48), Wati (86), Rademi (50), Kiswan (42), dan Caski (50). Sebanyak empat korban selamat masih dirawat di Puskesmas Bentar, yaitu Turtik (38), Minarto (57), Watirah (50), dan Mulyono (56).
Para korban adalah warga Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes. Berdasarkan informasi, 16 korban masih dalam pencarian, sedangkan 14 orang selamat dan enam orang meninggal dunia.
Situasi di lokasi bencana hingga sekitar pukul 09.30 WIB pagi ini nampak cerah, sedangkan tim gabungan antara lain 32 personel Basarnas Semarang, 17 personel Basarnas Bandung, para personel dari TNI, Polri, Tim SAR Brebes, BPBD Brebes, relawan, dan warga setempat, telah diperintahkan berhati-hati dalam melakukan pencarian korban karena lokasinya masih rawan bencana susulan, meskipun Jumat pagi cukup cerah.
“Semoga hari ini (23/2), kondisi di wilayah Desa Pasir Panjang cerah sehingga pencarian bisa dilakukan secepatnya,” ujar Kepala Basarnas Semarang Noor Isrodin.
Fokus pencarian oleh tim gabungan dan warga setempat, ujarnya, di empat titik. Akan tetapi, apabila di empat titik tersebut tidak ditemukan korban, selanjutnya tim mengalihkan pencarian di titik lain, seperti di Sungai Pangurudan yang aliran airnya berhulu di Bukit Pangurudan, di desa setempat.
Hingga sekitar pukul 10.00 WIB, kondisi air sungai tersebut berwarna cokelat atau keruh sebagai dampak lumpur. Sebagian anggota tim melakukan pencarian korban di aliran sungai. Sebagian badan sungai terkena material tanah longsor.
Warga setempat juga menyingkirkan berbagai pepohonan yang tumbang dan terbawa longsor hingga hanyut di sungai tersebut. (ant)