FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Zaadit Taqwa, yang namanya mendadak viral karean aksi pemberian kartu kuning pada Presiden Joko Widodo ternyata banyak mendapat serangan dari kalangan netizen. Meskipun tidak sedikit yang membelanya.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menanggapi santai aksi bully di media sosial yang ditujukan pada Zaadit Taqwa. Menurut legislator NTB itu, kalau mau jadi aktivis memang harus menjadi bulan-bulanan.
“Dia memang harus jadi bulan-bulanan. Kalau mau aktivis ya memang harus begitu, harus tahan dengan yang begitu,” kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Senin (5/2).
Dia menambahkan, jika ingin menjadi seorang pemimpin aktivis harus siap dengan segala kontroversi. “Harus siap diserang, kalau ngambek-ngembekan, tidak usah (jadi pemimpin). Ayam sayur jangan jadi aktivis,” nasihat mantan aktivis ini.
Fahri mengatakan, saat dia menjadi aktivis dahulu juga demikian. Banyak yang memaki-makinya. “Bertahan saja yang gigih. Itulah pemimpin Indonesia ke depan,” katanya.
Sebelumnya diberitakan ada tiga alasan atau tuntutan Zaadit di balik aksi memberikan kartu kuning kepada Jokowi. Pertama, agar persoalan gizi buruk di Papua segera diselesaikan, karena Asmat merupakan bagian dari Indonesia.
Kedua, penolakan terhadap usulan penunjukan pelaksana tugas (plt) gubernur dari perwira tinggi TNI dan Polri. Ketiga, persoalan Peraturan Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) tentang Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang dianggap mengancam kebebasan berorganisasi dan gerakan kritis mahasiswa.
(gwn/JPC)