FAJAR.CO.ID – JawaPos.com mendapat sebuah rekaman pembicaraan yaang diduga dari Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam rekaman berdurasi 08.58 menit, Presiden Indonesia keenam itu mengeluhkan kenapa dirinya bisa terbawa dalam pusaran kasus e-KTP.
“Gini yah ini kan enggak ada angin engga ada hujan. Saya juga engga habis pikir. Ini Permainan dan skenario siapa, saya juga bingung mau jawab apa, karena ini menurut saya serius yah. Menuduh saya seperti itu sangat serius,” ujar SBY dalam rekaman tersebut, Rabu (31/1/2018).
SBY juga mengaku belum berniat untuk menempuh langkah hukum. Namun, dia mengeluhkan dirinya sudah diam, tapi tiba-tiba dituduh terlibat dalam kasus e-KTP.
“Saya enggak pernah nuduh, saya jarang memperkarakan media. Meskipun saya dihajar, dikritisi. Tapi sudah tenang-tenang begini saya sudah diam, kok masih saja dibegitukan,” katanya.
SBY pun mengaku saat ini sedang mempersiapkan diri untuk berbicara kepada awak media. Terkait tudingan yang diberikan dari mantan kadernya Mirwan Amir kepadanya.
“Sedang kita persiapkan. Saya begini kalau saya reaktif, tapi kalau saya enggak bantah, nanti digoreng terus,” tuturnya.
“Harus saya jawab, saya engga terima dibeginikan,” tambahnya.
SBY menambahkan, proyek e-KTP itu harus terus berjalan karena saat menjadi Presiden dirinya wajib patuh terhadap UU. Karena e-KTP ini menyangkut identitas masyarakat seluruh Indonesia.
“Seorang presiden wajib jalankan amanah UU. Salah satunya e-KTP masih ada ratusan lagi sebenarnya. Ada sistem yang berlaku. Keppresnya ada, pengarangnya siapa, sampai pelaksana yang paling rendah di lapangan. Dan tidak mungkin apalagi saya jaga amanah ngurusi yang kayak gitu,” ungkapnya.
Selain itu, SBY mengaku dirinya terseret dalam ranah politik bukan karena ada siasat dari mantan Ketua DPR Setya Novanto. Hal ini karena SBY percaya Setya Novanto tidak mungkin melakukan permainan kotor seperti itu.
“Saya engga yakin kalau ini skenario keinginan Setya Novanto. Saya enggak menuduh ini skenario Pak Setnov. Saya enggak yakin,” katanya.
Namun demikian, pria kelahiran Pacitan, Jawa Timur itu mengaku yakin bahwa dirinya dibawa-bawa dalam kasus e-KTP karena ada kepentingan politik di belakangnya. Kata dia, bisa jadi tujuan utamanya adalah membuat ‘keok’ Partai Demokrat di Pemilu 2019.
”Politik memang keras yah, dan kejam. Kalau politik makin tidak berakhlak, saya kalau dengarkan apa yang dibicarakan di sidang itu, itu kan namanya politis. Saya ngerti mana yang yuridis mana yang politis. Bisa saja ini dilakukan karena ingin merusak nama baik saya nama baik Demokrat di Pemilu 2019,” imbuhnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Ketua DPP Partai Demokrat, Imelda Sari, membenarkan bahwa suara dalam rekaman tersebut adalah ketua umumnya SBY.
“Kalau suaranya itu suara bapak, saya tahu persis itu suara bapak (SBY),” ujar Imelda saat dihubungi.
Namun demikian, Imelda belum mengetahui bahwa SBY melakukan pertemuan dengan siapa. Terlebih kapan di mana waktu bertemu dia juga tidak tahu. Pasalnya selama ini SBY banyak melakukan pertemuan-pertemuan.
“Saya sendiri belum tahu di mana, dengan siapa juga,” pungkas Imelda.
Diketahui, nama SBY muncul dalam pusaran e-KTP saat mantan Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Mirwan Amir, mengaku dirinya sempat menyarankan kepada SBY yang kala itu menjabat sebagai presiden, agar tidak melanjutkan proyek itu. Namun SBY bersikeras supaya proyek terebut tetap jalan. (fajar/JPC)