FAJAR.CO.ID – Mahasiswi cantik berusia 18, Shahida Shahid, meninggal dunia karena makan burger di restoran burger Almost Famous di pusat kota Manchester. Shahida alergi susu, dan dia tewas setelah makan burger yang direndam dalam susu mentega.
Kematiannya kini tengah disidangkan di Pengadilan Manchester. Sidang sudah berlangsung awal pekan kemarin untuk mendengar keterangan teman-temannya dan saksi lainya yang mencoba menyelamatkan nyawanya. Pengadilan tersebut masih akan berlanjut.
Shahida, dari Worsley, Salford, bersama empat teman kuliahnya bertemu pada malam 9 Januari 2015, selama liburan Natal untuk mengobrol setelah masing-masing mulai masuk universitas. Lauren Davies, teman Shahida mengatakan bahwa mereka telah berkali-kali keluar untuk makan dan setiap saat Shahida akan berdiskusi dengan pelayan apa yang bisa dia makan karena alerginya.
Di restoran Shahida memesan Awesome Fricken Chicken Sandwich, pesanan yang diambil oleh pelayan dan bartender Reiss Balfour. “Shahida pergi dulu karena dia selalu bertanya tentang apa yang bisa dia dapatkan dan apa yang dia alergi. Dia lebih lama dari kita semua. Dia pergi untuk berbicara dengan seseorang karena saya rasa dia tidak yakin dan saya pikir dia kembali dan mengatakan bahwa dia bisa mendapatkan ini tapi tanpa coleslaw dan sausnya,” kata Lauren.
Setelah makan, mereka berjalan ke kompleks baremen Printworks di mana Shahida tertawa dan bercanda sebelum akhirnya merasa tidak enak badan dan duduk di luar sebuah bar.
Davies melanjutkan, “Dia mengatakan bahwa dia merasa panas. Aku berjongkok untuk melihat apakah dia baik-baik saja.”
Dia berkeringat dan mulai mengatakan bahwa dia cukup gatal. Saya pikir dia menggaruk lengan dan kakinya dan pada satu titik dia bilang dia mengalami reaksi alergi. Aku berusaha menenangkannya dan dia menyuruh kami mengeluarkan epispen dari tasnya,” tutur Lauren.
Teman Shahida lainnya, Hollie Blaydes mengatakan bahwa Shahida sebelumnya telah menunjukkan kepada mereka bagaimana menggunakan epispennya jika terjadi keadaan darurat, dan teman lain mereka, Nahla Halabi, menusukkannya ke paha kanan atas untuk memberikan obatnya. Namun itu tidak berpengaruh.
Penjaga keamanan yang bekerja di tempat tersebut, Imran Farooqi dan Avais Ali, kemudian datang untuk membantu. Imran Farooqi mengatakan bahwa wajah dan leher Shahida menjadi bengkak dan dia mengira telah mengalami syok anafilaksis.
Imran dan Ali langsung melakukan upaya penyelamatan pertama. Remaja cantik tersebut berulang kali muntah saat Imran mencoba resusitasi dari mulut ke mulut. Ali mengatakan sebelum Shahida kehilangan kesadaran dia ditanya tentang kemungkinan reaksi alergi. Ali mengatakan bahwa dia menjawab, “Itu bukan masalahnya karena saya dengan jelas mengatakan kepada pelayannya. Tidak mungkin begitu.”
Dia mengatakan bahwa tak lama kemudian, Shahida berkata, “Tolong bantu saya, saya sedang berjuang untuk bernafas.”
Sebuah ambulans dipanggil namun paramedis Matthew Shenck mengatakan bahwa Shahida tidak bernapas dan tidak ada aktivitas jantung yang terdeteksi.
Mahasiswa di Universitas Manchester itu dilaporkan menderita kerusakan otak parah dan meninggal di rumah sakit pada 12 Januari 2015, tiga hari setelah makan burger. (Metro/amr/fajar)