FAJAR.CO.ID – Presiden Joko Widodo ingin betul-betul ada perhatian khusus kepada atlet, baik soal kebutuhan tempat latihan, kebutuhan alat-alat pertandingan, termasuk kebutuhan sosial.
Hal ini disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, usai mengikuti rapat terbatas Asian Games 2018 dengan Presiden dan Wapres Jusuf Kalla di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/11/2017).
“Prestasi yang akan diraih nanti tentu akan dihargai secara maksimal oleh negara dalam bentuk pemberian bonus dan lain sebagainya. Itu perhatian yang cukup luar biasa dari Bapak Presiden,” kata Menpora seraya menyampaikan bahwa Presiden minta bonus bagi atlet Asian Games 2018 harus lebih besar dari bonus Incheon, Korea Selatan.
Tidak hanya itu juga, nanti selain bonus, lanjut Menpora, juga seperti yang sudah dilakukan sebelumnya adalah pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil, bagi peraih medali di Asian Games.
“Tadi diputuskan juga akan diberikan rumah kepada peraih medali di Asian Games. Itulah perhatian yang luar biasa. Tentu ini juga berlaku untuk Asian Games dan Asian Paragames,” ujar Menpora.
Mengenai bonus uang bagi atlet, Menpora menyampaikan bahwa saat ini sedang dikalkulasi lagi karena harus disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Menteri asal PKB itu menambahkan bahwa bonus uang tersebut tidak harus melampaui bonus Olimpiade yang bagi peraih satu emas diberikan Rp 5 miliar.
Sementara itu, saat ditanya mengenai parameter kesuksesan, Menpora menyampaikan bahwa ada empat kategori yakni sukses penyelenggaraan, prestasi, ekonomi, dan juga administrasi.
“Saya terus terang dimandat untuk betul-betul menyiapkan pada sukses prestasi. Karenanya semua cabang olahraga tahun 2017-2018 itu akan dianggarkan semuanya. Termasuk hari ini, seperti pertanyaan tadi, bahwa mereka sudah masuk pelatnas, dengan anggaran 2017. Tambah lagi nanti untuk anggaran 2018 sebesar Rp735 miliar,” jelas Menpora seraya menyampaikan bahwa anggaran tersebut dikhususkan untuk persiapan Asian Games.
Pemerintah, lanjut Menpora, akan melihat cabang olahraga nomor pertandingan potensial yang memungkinkan secara khusus mendapatkan pengawalan. Ia mencontohkan berapa target emas bulutangkis, 2, 3, atau 5, maka target terbesar itu nanti yang akan dikawal.
Pengawalan tersebut, menurut Menpora, mulai dari hal-hal yang menjadi kebutuhan dasar sampai perhatian sosial pemerintah kepada para atlet.
Terkait target sepuluh besar, Menpora menyampaikan bahwa ini harus kerja keras karena saat di Incheon berada di peringkat 17 sehingga untuk memenuhi target 10 besar Indonesia memang harus menggeser beberapa negara, seperti Thailand, Qatar, Korea Utara, China Taipei, dan seterusnya.
“Namun demikian kami terus terang kami ingin melihat itu secara objektif. Kita masih punya kesempatan sampai bulan Juli nanti untuk melihat secara objektif,” pungkas Menpora seperti dilansir dari laman Setkab. (rus/rmo/fajar)