Konten pornografi yang tersedia di WhatsApp membuat heboh penggunanya. Betapa tidak, para pengguna aplikasi pesan instan ini bisa dengan mudah mengakses konten porno sekaligus menyebarluaskannya.
Penelusuran JawaPos.com, ada sejumlah emoticon berkonten pornografi dengan format GIF yang tersedia pada layanan WhatsApp. Gambar-gambar tidak pantas itu berupa video animasi pendek.
Benarkah WhatsApp menyediakan konten porno dengan format GIF?
GIF adalah singkatan dari Graphics Interchangeable Format. Ini merupakan format grafis yang paling sering digunakan untuk keperluan desain website.
GIF bisa dibilang gambar bergerak yang memiliki kombinasi warna lebih sedikit dibanding JPEG, namun mampu menyimpan grafis dengan latar belakang (background) transparan ataupun dalam bentuk animasi sederhana.
Nah, sejak November 2016 lalu, WhatsApp telah memperkenalkan fitur baru untuk mengirim, menerima, serta memutar gambar animasi GIF. Selain mendukung pengiriman dan penerimaan animasi GIF, aplikasi milik Facebook itu juga menyertakan fitur pencari (search engine) GIF yang terintegrasi dalam aplikasi chat-nya.
Karena sudah terintegrasi inilah, pengguna tidak pelu repot lagi mencari GIF melalui browser. Pengguna cukup membuka “mesin pencari” GIF yang sudah disediakan WhatsApp.
Sebagaimana dikutip dari laman Android Police, animasi GIF yang muncul di WhatsApp disediakan oleh Giphy dan Tenor, sejenis mesin pencari khusus GIF. Pengguna tidak bisa memilih salah satu dari dua penyedia GIF tersebut.
Pasalnya, WhatsApp telah membagi penggunanya secara acak dengan porsi 50:50 untuk Giphy dan Tenor. Jadi kesimpulannya, Giphy atau Tenor muncul secara acak sebagai penyedia GIF di WhatsApp.
Sejauh ini memang belum ada keterangan dari pihak WhatsApp mengenai konten porno berformat GIF yang terintegrasi dengan Giphy dan Tenor. Meski demikian, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) mengaku sudah mendapat laporan tersebut.
Saat ini kementerian yang dikomandoi Rudiantara tengah menindaklanjuti untuk segera diblokir. “Teman2 Kominfo sudah mendapat laporan dari masyarakat & saat ini sedang diurus/diproses dengan Fb/WA (Facebook/WhatsApp)” ujar Rudiantara dalam pesan singkatnya, Minggu (5/11).
“Kami mengharapkan kerja sama dari Fb/WA/gif untuk dapat melakukan filtering secepatnya,” sambung dia.
(fab/JPC)