Lewat Teleconferences, Mentan Amran Saksikan Penanaman Keledai Serentak di 20 Provinsi

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya melakukan swasembada pangan pada beberapa jenis kebutuhan pokok.

Sebut saja padi, jagung, bawang dan kebutuhan lainnya. Saat ini, petani di 20 Provinsi di Idnonesia sedang menggelar tanam kedelai perdana secara serempak dan dipantau langsung oleh Menteri Pertanian, Amran Sulaiman dari kantornya di Jakarta lewat teleconferences.

“Mari kita support gerak tanam kedelai, agar bisa setop impor dalam 2-3 tahun ke depan,” ujar Menteri Amran saat berbincang dengan perwakilan Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, melalui teleconference di kantornya. Selain Sumut, dia juga menyapa beberapa perwakilan dari sejumlah daerah, seperti Jambi, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur, Lampung, Bengkulu, serta Riau.

Pada kesempatan tersebut, peraih gelar Doktor Ilmu Pertanian dari Universitas Hasanuddin (Unhas) ini pun bertanya tentang kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan tanam kedelai. “Ada kesulitan-kesulitan benih?” tanya Menteri Amran.

“Alhamdulillah, sudah siap, alsintan (alat dan mesin pertanian), pupuk, benih. Kelompok tani pendukung, mahasiswa, pemuda tani, siap mendukung pengembangan kedelai di Kalimantan Selatan. Ada Bupati Tanah Laut,” jawab Kepala Dinas Pertanian Kalimantan Selatan.

Menteri Amran pun meminta, agar selalu berada di tengah-tengah petani sebagaimana instruksi Presiden Joko Widodo sekaligus melibatkan para pemuda, agar mereka terlibat aktif di sektor pertanian. “Hari ini mulai kelihatan minat mereka,” jelasnya.

Peraih FKPTPI Award 2011 itu juga menegaskan, pemerintah telah menjamin kesejahteraan petani dengan penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp8.500/kg. “Jadi, tidak usah ragu. Seperti halnya jagung, dijamin harganya oleh pemerintah,” ungkapnya. HPP tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 27/M-DAG/PER/5/2017.

Sementara, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Sumarjo Gatot Irianto, menerangkan, kegiatan tanam kedelai tersebut dilakukan di lahan seluas 500 ribu hektare dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017. Rinciannya, di Sumatera 153 ribu ha, Jawa 130 ribu ha, Kalimantan 27 ribu ha, Sulawesi 110 ribu ha, serta NTT dan NTB masing-masing 40 ribu ha.

Kegiatan ini bagian dari Program Upaya Khusus (Upsus) swasembada padi, jagung, dan kedelai (pajale). Lokasi memanfaatkan lahan bekas pertambangan, perkebunan tanaman belum menghasilkan (TBM), lahan kering, lahan bera, lahan tidur, lahan pasang surut, dan lahan eks perluasan areal tanam baru (PATB) jagung.

Adapun total bantuan pemerintah sebesar 1,26 juta/ha/paket. Paket terdiri dari benih, pupuk urea subsidi, pestisida, dulomid atau kapuk, dan alsintan. Bantuan langsung ditransfer kepada poktan setempat. Untuk pestisida dan kapur, diberikan sesuai kebutuhan.

“Tadinya target swasembada kedelai di tahun 2019. Tapi, target kami majukan dan kami akan berupaya keras untuk pencapaiannya di tahun 2018,” ujarnya. Kementan sendiri telah berhasil mewujudkan swasembada beras dan jagung.

Salah satu lokasi penanaman kedelai berada di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, dengan luas area 17 ribu ha. Pertimbangannya, varietas grobogan memiliki keunggulan, seperti usia tanaman pendek 76 hari,​​ berat biji kedelai 18 gram/100 biji dan rata-rata produksi 3,4 ton/ha.

“Untuk menjadikan Grobogan pusat kedelai nasional, maka areal 20 ribu hektare ditingkatkan jadi 100 ribu hektare. Hal ini, juga akan mengurangi ketergantungan impor kedelai secara bertahap,” beber Gatot. Grobogan merupakan penghasil kedelai terbesar di Jateng dengan kontrobusi 30 persen untuk provinsi dan 4,9 persen guna memenuhi kebutuhan nasional.

Dalam kesempatan tanam perdana bersama petani, dia mengingatkan pentingnya peran petugas Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) menggunakan open camera, agar data pertanian tercatat dengan baik. Soalnya, banyak data penanaman yang belum ter-cover. (Aiy/Fajar)