FAJAR SPORT, BOGOR – Persaingan panjang sejak 4 Februari lalu mencapai puncaknya malam ini. Pusamania Borneo FC (PBFC) dan Arema FC akan bertarung di final malam ini (12/3) untuk memperebutkan gelar yang belum pernah mereka menangi, yakni Piala Presiden.
Duel di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, itu memang menjanjikan sejarah. Tak hanya bagi klub, tapi juga pelatih yang menakhodai kedua tim. Sebab, sepanjang karir kepelatihan mereka, Ricky Nelson (PBFC) maupun Aji Santoso (Arema) belum pernah merebut gelar di liga maupun turnamen besar.
Jadi, tak heran kalau antusiasme begitu tinggi. Dari Malang, ada puluhan bus yang berangkat membawa Aremania untuk bergabung dengan Aremania se-Jabodetabek yang masif jumlahnya. Dari Samarinda, ribuan pendukung PBFC yang juga didukung suporter se-Kalimantan Timur juga siap terbang untuk memberikan dukungan. ”Laga final ini pasti berjalan dengan seru dan ketat,” jelas Aji di Sentul, Bogor, kemarin siang.
Jaminan keseruan itu berasal dari catatan perjalanan kedua tim menuju final. Tak ubahnya tembok yang bertemu tombak. Maksudnya, PBFC melaju ke final dengan bertumpu pada soliditas lini belakang. Sampai sebelum semifinal, tim berjuluk Pesut Etam tersebut bahkan belum kebobolan.
Arema mengandalkan daya dobrak. Masih ingat kan bagaimana mereka menghancurkan Semen Padang 5-2 dalam leg kedua semifinal (5/3) kendati sempat tertinggal 0-2?
Perlu dicatat, rekor pertahanan Semen Padang sejatinya lebih berkilat ketimbang PBFC. Mereka tak sekali pun kebobolan sampai kalah pada semifinal kedua di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Jadi, wajar kalau Singo Edan -julukan Arema- percaya diri bisa membongkar pertahanan PBFC. Cristian Gonzales yang memborong lima gol saat melawan Semen Padang di semifinal akan kembali diandalkan. ”Melawan PBFC, lini tengah dan kedua sayap harus bekerja lebih keras untuk mendukung Gonzales,” kata Aji.
Artinya, M. Nasir dan Dendi Santoso yang bertugas sebagai penyerang sayap juga mesti lebih berani bermanuver sevariatif mungkin untuk membongkar pertahanan lawan, tak boleh hanya mengandalkan umpang silang.
Untuk urusan pertahanan, Aji lebih percaya diri dalam melakukan antisipasi. Sebab, gol-gol Pesut Etam selama ini lebih banyak berasal dari bola mati. “Saya sudah mewanti-wanti pemain untuk tidak membuat pelanggaran di sekitar wilayah pertahanan,” ungkapnya. (Fajar/jpg)