Putri Korban Kasus Pembunuhan ASN Bapenda Semarang Kirim Surat ke Presiden Jokowi

  • Bagikan
Keluarga Iwan Boedi menunjukkan surat yang dikirim ke Presiden Jokowi di Gereja Santo Ignatius Loyola Banjardowo, Kecamatan Genuk,

RAKYATJATENG, SEMARANG – Kasus pembunuhan ASN Bapenda Semarang Iwan Boedi Prasetjo Paulus belum juga terungkap meski sudah dua bulan berlalu. Istri dan putri korban pun kirim surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo, Kamis (3/11/2022).

“Rencananya, surat dikirimkan hari ini. Isi suratnya kurang lebih memohon keadilan dan memohon atensi Pak Presiden sebagai Kepala Tinggi Negara, supaya kasus ini dapat dituntaskan, tanpa adanya intervensi dari pihak manapun,” kata putri almarhum Iwan Boedi, Theresia Alfita Saraswati di Gereja Santo Ignatius Loyola Banjardowo, Kecamatan Genuk, Kamis (3/1).

Berikut beberapa penggalan isi surat yang dibacakan Saraswati. “Dengan segala hormat dan kerendahan hati mohon kiranya Bapak Presiden Republik Indonesia, berkenan untuk memberikan perhatian lebih kepada kejadian yang menimpa almarhum. Kami sebelumnya adalah keluarga yang harmonis, penuh kehangatan. Bagi keluarga, almarhum adalah sosok keluarga yang penuh tanggung jawab, bijaksana dan penyayang.”

Saraswati sempat tampak tegar membacakan isi surat yang akan ditujukan ke Presiden Jokowi. Tiba-tiba, suaranya terbata-bata hendak menangis. Namun masih berupaya ia tahan.

“Kepergian almarhum dikarenakan manusia penuh keserakahan yang tidak bisa menggunakan akal budi dan hati nuraninya. Sungguh menjadi pukulan berat bagi kami sekeluarga yang ditinggalkan. Bahkan sampai saat ini, bagian tengkorak kepala almarhum yang merupakan representasi wajah yang tiap hari kami lihat dan yang selamanya akan kami kenang, belum dapat ditemukan. Saat ini hanya keadilan yang bisa kami harapkan.”

Selain itu, isi penggalan surat tersebut juga memohon kepada Presiden Jokowi agar kasus tersebut dikawal dan diselesaikan seadil-adilnya.

“Sudah hampir dua bulan kasus ini masih bergulir dan para pelaku belum bisa diadili sebagaimana mestinya. Kami dengan hormat memohon agar kasus ini dapat dituntaskan tanpa intervensi dari berbagai pihak yang ingin menutupi kesalahan keji para pelaku. Mohon dilihat kepedihan keluarga almarhum,” katanya.

Tembusan surat ini juga dikirimkan ke Sekretaris Kabinet RI, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan RI, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; Menteri Dalam Negeri; Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; Kapolri; Jaksa Agung; Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia; Ketua LPSK; Ketua Komisi Kepolisian Nasional; dan Wali Kota Semarang.

“Untuk (tembusan) Panglima nanti ada suratnya sendiri. Rencananya akan dikirim secepatnya, Senin (7/11),” imbuhnya.

Kedatangannya di lokasi tersebut ditemani ibunya, Onee Anggrawati, istri almarhum Iwan Boedi serta keduanya. Termasuk pengacara keluarganya, Yunantyo Adi Setiawan, untuk bersama-sama bertemu dengan Pastor Keuskupan Agung Semarang Romo Aloysius Budi Purnomo.

Sementara itu, pengacara keluarga almarhum Iwan Boedi mengatakan, pihaknya berencana menemui langsung Panglima TNI. Meskipun, sebelum rencana itu dilakukan, tetap akan mengirimkan surat tembusan ke Panglima TNI terkait surat permohonan yang pihaknya kirim ke Presiden Joko Widodo.

“Untuk surat panglima ada surat khusus. Rencananya keluarga akan bertemu khusus. Tapi tembusan nanti tetap kami kirimkan juga untuk panglima. Karena, alasan permasalahan ini memerlukan atensi Panglima,” jelasnya.

Sedangkan alasan pengiriman surat ke Panglima, Yunantyo mengatakan, adanya oknum anggota TNI yang telah diperiksa terkait kematian Iwan Boedi. Pemeriksaan inipun, menurutnya, telah disampaikan kepada Panglima TNI, Jendral Andika Perkasa beberapa waktu lalu.

“Ini kami memerlukan atensi khusus. Perlu ketegasan khusus dari Panglima sendiri agar proses hukum di lapangan bisa berjalan baik. Karena tanpa ada atensi Panglima, kami meyakini sulit berjalan. Kami menduga ada hal-hal yang merintangi keadilan dalam proses penyidikan yang sedang berjalan di Kepolisian saat ini,” Katanya.

Sebelum membacakan isi surat tersebut, keluarga Alm. Iwan Boedi bersama Romo Aloysius Budi Purnomo melakukan doa bersama di dalam gereja tersebut. Dalam kesempatan tersebut, pastor yang akrab disapa Romo Budi ini mengatakan, kasus tersebut perlu pengawalan dimensi yang bersinergi.

“Bersinergi dari sisi pengacara, dari sisi pastoral, dan juga dari sisi spiritual. Kami juga mengharapkan untuk mengusut tuntas dan mendorong pihak-pihak terkait untuk secara profesional menyelesaikan kasus kemanusiaan ini seadil-adilnya,” katanya.

Romo Budi juga memberikan dukungan moril kepada keluarga almarhum. Termasuk menyediakan waktu untuk memberikan pendampingan dan pengarahan keimanan.

“Setiap kali Ibu Onee berkomunikasi dengan saya untuk berjumpa, saya selalu menyediakan waktu. Kami berdiskusi saling mendengarkan dan saya juga selalu memberikan pengarahan dalam konteks iman, harapan, dan kasih Kristiani. Itu yang kami lakukan,” pungkasnya. (jawapos/fajar)

  • Bagikan