RAKYATJATENG, Temanggung – Ada sebuah batu di Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung yang memiliki cerita mistis. Mitos yang berkembang di kalangan warga Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, keberadaan Watu Wayang membuat warga tidak berani menggelar pentas wayang kulit dalam acara apapun.
Watu Wayang merupaan sebuah batu dengan lukisan berbentuk wayang. Lokasinya berada di Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung.
Kepala Desa Gondosuli Muhammad Arifin menuturkan, lukisan berbentuk wayang satu kotak terpahat pada batu yang disebut Watu Wayang tersebut. Lukisan wayang yang terpahat di atas batu di antaranya Werkudoro dan tokoh-tokoh lainnya.
Rencananya, di atas batu tersebut akan dibangun sebuah atap untuk melindungi lukisan wayang yang terpahat di batu. “Kalau tidak dikasih atap, pahatan wayangnya bisa hilang karena terkena air hujan,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Warga tidak mengetahui persis batu bergambar wayang ini ada di Gondosuli. Tak ada catatan sejarah tentang ini. Namun, warga meyakini batu tersebut sudah ada sejak zaman nenek moyang.
Sebuah dongeng di desa tersebut menceritakan saat Selasa dan Kamis Kliwon malam terdengar suara gamelan. Padahal saat itu tidak ada orang yang memainkan gamelan.
Mitos lainnya, apabila ada warga Desa Gondosuli yang mengundang wayang, maka ia tidak akan betah di desa ini dan akan pergi. Beberapa tahun kemudian baru berani pulang kampung.
“Hal tersebut membuat warga Gondosuli tidak berani mengundang wayang dalam acara apapun di desa,” jelasnya. (jawapos/fajar)