‘Boyong Menoreh’ Warnai Hari Jadi Kabupaten Temanggung

  • Bagikan

TEMANGGUNG, RAKYATJATENG – Peringatan HUT ke-187 Kabupaten Temanggung Tahun 2021 kembali diperingati sederhana, namun tidak mengubah makna dan tetap khidmat. Hal itu terlihat pada upacara adat ‘Boyong Menoreh’, Senin (8/11/2021) malam.

Sebagai informasi, Boyong Menoreh menggambarkan kejadian atau sejarah perpindahan ibu kota atau pusat pemerintahan dari Kota Parakan ke Kota Temanggung saat ini.

Dulu wilayah di lereng Gunung Sumbing-Sindoro-Prahu itu bernama Kabupaten Menoreh, lalu setelah Perang Diponegoro terjadi suksesi pemerintahan, sehingga Bupati Baru Raden Ngabehi Aria Djojonegoro lewat resolusi Pemerintah Hindia Belanda Nomor 4 Tanggal 10 November 1834, memindahkan ibu kota yang kemudian diberi nama Kabupaten Temanggung.

Hadir dalam upacara Boyong Menoreh, Bupati Temanggung HM Al Khadziq, Wakil Bupati Heri Ibnu Wibowo, Ketua DPRD Yunianto, Kajari I Wayan Eka Miartha, Kapolres AKBP Burhanuddin, Dandim Letkol CZi Kurniawan Hartanto.

Sejumlah tokoh Parakan hadir, antara lain tokoh Tionghwa Suhandoko (Tan Suie An), KH Yakub Mubarok, KH Haidar Muhaiminan, para kades dan Muspika. Tata upacara yang menggunakan bahasa Jawa, berlangsung khidmat dan penuh makna, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Upacara dimulai dengan penyambutan kedatangan Forkopimda dari depan halaman Kantor Kawedanan Parakan, dengan adat Jawa. Semua yang hadir mengenakan beskap. Selanjutnya dibacakan sejarah perpindahan ibu kota Kabupaten Menoreh dan berubah nama menjadi Kabupaten Temanggung dalam bahasa Jawa.

Selanjutnya, diserahterimakan Songsong Joyonegoro dari KH Yakub Mubarok kepada Bupati Al Khadziq ,dan dari KH Muhammad Dziaul Lami kepada Ketua DPRD Yunianto. Kemudian penyerahan Pataka Temanggung dari KH Mustahal Nashuha kepada bupati dan wakil bupati.

Bupati Al Khadziq mengatakan, Boyong Menoreh merupakan rekonstruksi dari perpindahan ibu kota Kabupaten Temanggung yang dulu ada di Parakan, kemudian berpindah ke Temanggung. Penggalan sejarah tlatah Menoreh ini merupakan bagian dari dinamika pemerintahan Kabupaten Temanggung dari masa lalu.

“Tadi para tokoh Parakan menyerahkan songsong atau payung kebesaran dan pataka kepada Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD, sebagai simbol harapan dari perpindahan kabupaten, agar Pemerintah Kabupaten Temanggung lebih mengayomi masyarakatnya. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Parakan yang dengan suka cita merayakan Boyong Menoreh ini,” kata bupati. (*)

  • Bagikan