SOLO, RAKYATJATENG – Ikut merayakan Hari Batik Nasional yang diperingati tiap 2 Oktober, Mercedes-Benz Owner Club (MOC) Indonesia Solo menggandeng Jawa Pos Radar Solo membagikan 1.000 masker batik ke masyarakat sekitar Sriwedari, Sabtu (10/2/2021).
Dalam masker batik tersebut terselip ucapan Selamat Hari Batik. Tujuannya, mengingatkan warga Kota Bengawan bahwa batik adalah warisan budaya dunia yang wajib dilestarikan.
“Solo terkenal sebagai Kota Batik. Kita punya Kampung Batik Laweyan sebagai ikonnya. Nah, di momentum Hari Batik Nasional ini, sebagai wong Solo wajib berbuat sesuatu agar batik sebagai budaya adiluhung tidak punah. Bahkan diklaim negara lain,” tegas Dewan Pertimbangan MOC Indonesia Solo Heru S. Notonegoro.
Tidak hanya berbagi masker batik, MOC Indonesia Solo juga memajang tiga mobil Mercedes-Benz yang seluruh bodinya berbalut stiker motif batik, yakni parang, kawung, dan mega mendung.
Tiga mobil mewah itu terparkir di halaman kantor redaksi Jawa Pos Radar Solo dan tentu saja menarik perhatian pengguna jalan serta warga setempat. Tak sedikit yang mendekat guna mengamati lebih detail keunikan motif batik.
“Ini cara kami mengenalkan motif batik kepada anak-anak muda. Out of the box. Mungkin selama ini masih banyak anak muda yang menganggap batik itu kuno. Dengan motif batik yang dipasang di mobil ini, harapannya menggugah mereka ikut aktif melestarikan batik,” beber Heru.
Proses penempelan stiker motif batik di tiga mobil mewah tersebut cukup singkat, hanya semalam. Pemilihan tiga motif batik itu juga bukan tanpa alasan. Selain makna filosofinya, motif itu paling cantik saat ditempel di mobil. Heru menyebut beberapa motif batik lainnya sempat dijajal, tapi nampak kurang cocok.
“Intinya bukan itu. Apapun motifnya, kami ingin mendekatkan batik kepada berbagai kalangan. Terutama anak-anak muda,” sambungnya.
Rencananya, Heru menawarkan mobil mewah bermotif batik ini ke beberapa stakeholder pariwisata Kota Solo guna dipajang di berbagai destinasi wisata.
Jika responsnya positif dan antusiasme masyarakat membeludak, tidak menutup kemungkinan motif batik ditempel di bodi mobil dalam waktu lama.
“Penggunaan mobil ini kan bukan harian. Jadi bisa dipinjamkan untuk keperluan promosi wisata. Kami tidak terburu-buru melepaskan stiker motif batik itu,” imbuh dia.
Heru juga terbuka jika klub otomotif lain di Kota Bengawan terinspirasi melakukan aksi serupa. Sebab aksi ini adalah upaya bersama melestarikan batik.
General Manager (GM) Radar Solo Andi Aris mengapresiasi upaya MOC Indonesia Solo melestarikan batik dengan cara berbeda.
“Jika sebelumnya klub otomotif tidak pernah beririsan dengan kultur budaya, sekarang ada MOC Indonesia Solo yang menjadi pioner. Kami sebagai perusahaan media di Kota Solo wajib ikut andil dalam pelestarian batik,” tutur dia.
Pantauan Jawa Pos Radar Solo, aksi bagi-bagi masker batik dilanjutkan dengan penyerahan sarung batik dan santunan kepada anak yatim piatu dari Pondok Pesantren Singoludiro, Sukoharjo. Mengusung tagline ‘We Care, We Share’, Presiden MOC Indonesia Solo Setyobudi Bawono berharap aksi ini menjadi trigger bagi seluruh masyarakat Kota Solo untuk saling berbagi di masa pandemi Covid-19.
Kegiatan tersebut juga didukung Gage Design, Asmoro Decoration, desainer Rory Wardana yang menampilkan busana elegan dan dikenakan sejumlah model. (aya/mg5/wa/JPC)