JEPARA, RAKYATJATENG – Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di Jepara dihentikan sementara sejak Kamis (23/9) lalu. Menyusul ditemukannya klaster penularan Covid-19 di madrasah tsanawiyah (MTs) di Desa Rengging, Pecangaan, baru-baru ini.
Bupati Jepara Dian Kristiandi memperkirakan penghentian PTM hanya sepekan.
Selama kurun waktu tersebut, kegiatan PTM di Kota Ukir yang sempat berjalan sekitar empat pekan akan dievaluasi menyeluruh. Terutama kepada para penyelenggara PTM terkait kesiapan mereka. Baik dari segi sarana dan prasarana penunjang PTM maupun protokol kesehatan (prokes).
Selama itu pula, pihaknya berupaya menelusuri penyebab munculnya klaster di salah satu MTs tersebut.
”Apakah itu memang klaster sekolah, atau terjadi penularan di luar sekolah, atau bahkan di rumah tangga masing-masing,” tegas Andi, sapaan akrab bupati Jepara.
Dengan penghentian sementara PTM di Jepara, menurutnya patut dijadikan pembelajaran dan pengingat bagi masyarakat. Bahwa Covid-19 masih ada. Jadi, masyarakat harus bisa menerapkan prokes.
Ia memastikan bila evaluasi rampung, PTM akan segera dibuka kembali. ”Pendidikan itu jadi yang kedua setelah kesehatan. Tujuannya sehat dulu. Lalu pendidikan. Setelah itu, bagaimana meuwujudkan kesejahteraan. Bagaimana kita belajar, kalau kita tidak sehat,” tandas Andi.
Sebelumnya diberitakan, Bupati Jepara Dian Kristiandi memutuskan menghentikan sementara kegiatan PTM di Bumi Kartini untuk semua jenjang pendidikan per Kamis (23/9) lalu. Mulai jenjang PAUD, SD, SMP, hingga SMA. Menyusul ditemukannya klaster sekolah yan g berlokasi di Desa Rengging, Pecangaan.
Tercatat ada 25 siswa dan tiga guru yang terpapar korona di MTs tersebut. Hal itu, menjadikan kegiatan belajar mengajar seluruh sekolah di Jepara sementara waktu dialihkan lewat pembelajaran dalam jaringan (daring).
Kasus ini diketahui sekitar 16 dan 17 September lalu. Saat itu, sekitar 50 siswa kelas VII sekolah itu, rencananya akan menjalani vaksinasi Covid-19 guna menunjang persiapan PTM di Jepara. Namun, saat proses screening sebelum vaksinasi, beberapa siswa ada yang bergejala Covid-19.
Ada 24 siswa tak lolos skrining. Mereka dites swab. Hasilnya 11 anak terkonfirmasi positif. Dengan hasil itu, siswa lain di kelas VII yang kontak erat turut di-tracing. Begitu pula para guru. Hasilnya, ada tambahan 14 siswa dan tiga guru yang positif Covid-19.
Hingga saat ini, para siswa dan guru itu menjalani isolasi mandiri. Kondisinya stabil dan tanpa gejala. Setiap hari kondisi mereka dipanatu Satgas Covid-19 di daerah mereka masing-masing.
Kegiatan belajar mengajajar sementara waktu dialihkan lewat pembelajaran dalam jaringan (daring). Belum bisa dipastikan hingga kapan kegiatan PTM di Bumi Kartini dihentikan. Keputusannya melihat hasil evaluasi kegiatan PTM yang telah berjalan beberapa pekan terakhir. (ks/rom/lin/top/JPR/JPC)