SEMARANG, RAKYATJATENG – Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan 18 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya berdasarkan pengamatan pada Selasa pukul 00.00-06.00 WIB.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida dalam keterangannya, Selasa (21/9/2021), menuturkan selain guguran lava pijar, Merapi juga mengalami 37 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-14 milimeter (mm) selama 27-137 detik.
Selain itu, 16 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-12 milimeter (mm) selama 8-19 detik, 6 kali gempa hembusan dengan amplitudo 4-17 milimeter (mm) selama 6-10 detik.
Selama pengamatan Selasa pagi asap kawah tidak terpantau dari puncak kawah Gunung Merapi.
Cuaca di gunung itu berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat dengan suhu udara 14-20 derajat Celcius, kelembaban udara 68-90 persen dan tekanan udara 567-709 mmHg.
Sementara untuk periode pengamatan pada Senin (20/9) malam, pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi mencatatkan 27 kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Adapun jika terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung. (Antara)