SEMARANG, RAKYATJATENG – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta telah 10 kali mengeluarkan guguran lava pijar.
Guguran lava pijar itu meluncur dengan jarak maksimum sejauh 1.500 meter ke arah barat daya berdasarkan pengamatan pada Rabu (15/9/2021) mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.
Menurut Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, selama periode pengamatan itu Merapi juga mengalami 58 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-33 mm selama 10-131 detik, lima kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-5 mm selama 11-63 detik, dua gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 4-5 mm selama 7 detik, dan satu gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 30 mm selama 9 detik.
Pada Rabu pagi, asap berwarna putih juga terpantau keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tebal setinggi 150 meter di atas puncak.
Sementara pada periode pengamatan Selasa (14/9) pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat 15 kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat daya.
BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya, yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Apabila terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius tiga km dari puncak gunung. (Antara)