Kirab Pusaka Malam 1 Suro Ditiadakan, Kerbau Kyai Slamet Dikandangkan

  • Bagikan

TERKENDALA PANDEMI: Kerbau Kyai Slamet milik Keraton Surakarta Hadiningrat mengikuti prosesi kirab Malam 1 Suro Kraton Mangkunegaran, 2016 silam. (DAMIANUS BRAM/RADAR SOLO)

SOLO, RAKYATJATENG – Kerbau Kyai Slamet milik Keraton Surakarta Hadiningrat dipastikan tidak keluar kandangnya kembali tahun ini. Tepatnya pada peringatan Malam 1 Suro yang jatuh pada Senin (9/8) hari ini. Sebab Keraton Surakarta Hadiningrat meniadakan Kirab Pusaka Malam 1 Suro.

Alasan tidak diselenggarakannya kegiatan dalam peringatan tahun baru jawa ini karena masih berebaknya Covid-19.

“Masih diberlakukannya PPKM level 4 menjadi pertimbangan Keraton Kasunanan Surakarta untuk tidak mengadakan Kirab Pusaka 1 Suro,” ujar Kepala Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari kemarin.

Dia mengatakan Keraton Kasunanan Surakarta hanya menggelar doa bersama agar pandemi segera berlalu. Selain itu, jamasan pusaka tetap dilakukan secara internal, dengan tanpa mengundang tamu.

“Jamasan pusaka tetap kita lakukan secara internal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Kemudian petugasnya juga sudah ditentukan,” tuturnya.

Pihaknya juga menjelaskan, abdi dalem masih bisa mengikuti prosesi peringatan doa bersama di rumah masing-masing. Untuk kirab kerbau bule yang biasanya diluarkan pada Malam 1 Suro juga tidak dikeluarkan dari kandangnya di Alun-Alun Kudul (Alkid).

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak datang ke Keraton Solo, karena tidak ada upacara adat kirab Malam 1 Suro, tahun ini. Selain itu, juga mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan.

“Kerbau bule juga tidak kita keluarkan. Tidak melakukan kegiatan Kirab Pusaka 1 Suro karena berpotensi timbulkan kerumunan,” tegas dia.

Ditambahkan Wandansari, pihaknya juga akan menurut dengan aturan PPKM yang dikeluarkan Pemerintah Kota Surakarta. Dimana tidak akan membuka tempat wisata museum keraton.

“Semoga kasus korona cepat selesai, sehingga wisatawan yang kangen masuk keraton bisa tersalurkan,” pungkas Wandansari. (atn/nik/dam/JPC)

  • Bagikan