RAKYAT JATENG, SURABAYA — Lonjakan permintaan plasma konvalesen untuk pengobatan covid-19 dimanfaatkan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab untuk meraih keuntungan. Konsumen yang kepepet dipaksa untuk membeli plasma konvalesen dengan harga selangit. Sejumlah calo ditengarai beraksi di Sidoarjo lewat media sosial.
Menanggapi adanya calo plasma konvalesen (PK), PMI Surabaya menegaskan bahwa pendonor dan calon penerima tidak boleh saling mengenal. Hal tersebut dikhawatirkan disalahgunakan oleh oknum tidang bertanggung jawab.
Kabag Pelayanan dan Humas PMI Kota Surabaya dr Martono Adi saat ditemui kantornya menegaskan, bila ingin mendapatkan donor darah PK sebaiknya melalui UDD PMI agar calon penerima terhindar dari calo.
Martono juga menyatakan, bila pihak keluarga calon penerima donor telah menemukan pendonor darah PK sebaiknya didaftarkan langsung ke PMI.
“Sejauh ini di Surabaya belum ada (informasi soal calo). Tapi mungkin ada, makanya kami pasang spanduk awas calo. Selain itu, kita imbau agar pihak keluarga minta PK sebaiknya langsung ke PMI saja. Bila menemukan pendonornya bisa juga dengan pendampingan dari pihak keluarga,” kata Martono.
Martono mengungkapkan, pihak PMI sejauh ini tidak pernah mencantumkan nama, alamat, serta identitas pendonor PK. Itu salah satu prosedur untuk menghindari adanya aksi percaloan.
“Nah, kalau ketemu, pendonor dan pihak keluarga pasien akan terjadi transaksi. Nanti takutnya disalahgunakan oleh oknum-oknum yang bisa mempertemukan antara pendonor dan pasien. Nah, orang yang mempertemukan kedua pihak ini yang dikhawatirkan ada aksi percaloan. Kalau pihak keluarga langsung yang bertemu nggak masalah,” tutur Martono.
Pihaknya menegaskan sekali lagi kepada masyarakat, bila membutuhkan donor PK sebaik langsung datang ke kantor PMI Surabaya dan jangan memanfaatkan media sosial untuk mencari calon pendonor.
“Langsung saja ke PMI, nanti biar PMI yang mencarikan pendonor. Selain itu, kan ada juga pendonor umum. Kalau lewat sosial media, nah, itu menjadi celah oknum calo,” imbuhnya.
Harga plasma konvalesen per kantong ukuran 200 ml, senilai Rp 2,25 juta. Setiap pendonor akan menghasilkan tiga kantong PK sekaligus. Satu orang pasien Covid-19 membutuhkan dua kantong PK per hari. Sementara itu, kebutuhan PK per harinya 100 kantong. Namun, jumlah tersebut masih kurang karena adanya vaksinasi dan semakim meningkatnya jumlah pasien Covid-19.
“Harga ini dari pusat ya, bukan PMI Jatim atau PMI Surabaya yang menentukan harganya. Kalau dua kantong ya Rp 4,5 juta,” tandasnya. (gin/rek)