SRAGEN, RAKYATJATENG – Warga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanggan, Kecamatan Gesi mengeluhkan tumpukan sampah yang sudah mendekati area pemukiman mereka. Warga berharap ada perhatian dari pemerintah daerah untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Warga sekitar TPA Tanggan sudah puluhan tahun lingkungannya tercemar sampah dan tinja dari TPA. Namun belum tersentuh perhatian dari pemerintah setempat. Mereka mengancam tutup paksa TPA Tanggan jika tidak diberi solusi.
Kondisi TPA Tanggan saat ini sudah menjadi bukit sampah. Selain itu tumpukan sampah semakin meluas mendekati pemukiman. Tercium bau tak sedap. Dikhawatirkan mengganggu kesehatan.
Ketua RT 02 Desa Tanggan Sutiman, 45 mengatakan, bau menyengat TPA Tanggan semakin parah. Warga menilai sampah terus menggunung dan overload.
”Tidak hanya melebihi ketinggian permukiman, gunungan sampah telah meluber mendekati permukiman di sekitar,” ujarnya.
Saat ini ada empat RT yang terdampak secara langsung. Yakni RT 1, 2, 14 dan 15 dengan total hampir 250 kepala keluarga (KK).
”Kalau dulu mungkin belum begitu meresahkan. Tapi sekarang sudah semakin melebar dan mendekat ke permukiman. Sekarang jarak ke permukiman di sebelah barat hanya 300 meter,” terangnya.
Selain bau, tumpukan sampah juga timbulkan nyamuk dan lalat. Setiap hari menyerbu ke permukiman warga. Selain itu kendaraan pembuangan tinja ikut menambah bau. Karena kotorannya mengalir di sungai masuk ke lingkungan warga.
Selama ini penderitaan warga Desa Tanggan tak pernah mendapat perhatian maupun kompensasi. Bahkan untuk fasilitas kesehatan maupun perbaikan gizi bagi warga sekitar seolah terabaikan. Bahkan selama enam tahun saat menjadi ketua RT, bantuan sembako hanya sekali diberikan.
Ketua RT 1 Suramto, 43 menambahkan, gunung sampah yang makin overload memang sangat meresahkan. Dia menjelaskan ada 65 KK di RT 1 yang sangat terganggu.
”Saat ini jarak dengan gunung sampah hanya 300 meter. Imbasnya, hampir semua warga setiap hari makin terdampak dengan bau menyengat, serbuan lalat maupun nyamuk, apalagi jika sampai hujan turun,” keluhnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sragen Samsuri menyampaikan, pihaknya sudah menyanggupi permintaan warga sekitar TPA Tanggan.
”Semua permintaan warga Tanggan kami akomodasi,” jelasnya.
Dia menjelaskan, tahun ini di anggaran perubahan ada perbaikan saluran dan pembuatan sumur. Selain itu diajukan anggaran sedot tinja agar tidak merambah ke pemukiman warga. Selain itu untuk kompensasi nanti dijadwalkan rutin tiga kali setahun.
”Kemarin 300 orang kami beri sembako. Ke depan nanti kami pikirkan semua. Masalah kesehatan nanti dikoordinasikan dengan dinas kesehatan,” terang Samsuri. (din/adi/dam/JPC)