15 Pasar Nonsembako Tutup selama PPKM Darurat, HPPK: Pedagang Rugi Miliaran

  • Bagikan
RUGI BANYAK; Pedagang Pasar Klewer mengambil dagangan, Minggu (4/7). Pasar Klewer dan 14 pasar nonsembako di Solo ditutup. (M. IHSAN/RADAR SOLO)

SOLO, RAKYATJATENG – Penutupan 15 pasar non sembako selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat 3-20 Juli, berdampak besar kepada para pedagang. Diprediksi mereka mengalami kerugian miliaran rupiah per hari karena berhenti beroperasi selama dua pekan.

Ketua Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) Tavip Harjono menilai kebijakan penutupan sementara ini terlalu mendadak. Sebelum pemberlakuan PPKM darurat ini dia mengaku pernah bertemu dan berkomunikasi dengan kepala dinas perdagangan. Dan tidak ada kebijakan penutupan pasar.

“Eh lha kok tahu-tahunya sore kemarin (Sabtu) dapat info tutup,” katanya.

Ironisnya, dia tahu pertama justru dari media sosial. Kemudian geger di kalangan pedagang. Sabtu siang dia lantas mencari informasi ke dinas perdagangan. Kemudian keluar surat edaraan yang membenarkan kebijakan penutupan Pasar Klewer.

“Ini pedagang baru mondar-mandir mengambil barang di kios mereka,” katanya.

Tavip mengatakan, sebagian besar pedagang sementara beralih ke sistem jual beli secara online.

“Yang merugi tiga ribu itu baru pedagang, belum karyawan, tukang becak, pedagang kuliner di atas itu, dan lainnya. Ini akan memberikan dampak yang luar biasa besar bagi ribuan orang,” papar dia

Pria ini mengatakan, tak bisa menafsir berapa kerugian riil selama penutupan. Namun bisa menyentuh angka puluhan miliar. “Apalagi ini tidak ada kompensasi sama sekali dari pemerintah. Padahal kami baru mencoba bangkit,” tuturnya.

Dia masih berharap, masih ada evaluasi dari pemerintah agar penutupan sementara selama PPKM darurat ini bisa direvisi.

“Misal jam operasioanalnya dibatasi. Atau ada pembatasan jumlah pedagang yang jualan, misal digilir perhari berapa yang boleh berjualan. Jadi masih bisa operasional. PPKM-kan pembatasan, bukan penutupan,” tuturnya.

Dia akan melayangkan surat keberatan terkait kebijakan itu. Selain itu, Tavip akan berkomunikasi dengan Dinas Perdagangan Kota Surakarta terkait Pasar Klewer dan 14 pasar lainnya yang tutup selama PPKM darurat.

Tri Sulistiyani, pedagang sandang di Beteng Trade Center (BTC) mengatakan, mau tidak mau harus siap merugi. Sebab, dia selama ini sebagian besar pendapatan mengandalkan transaksi langsung.

“Sebenarnya rugi, apalagi sewanya perbulan. Ini tutup hampir setengah bulan. Mungkin menunggu kompensasi dari manajemen terkait sewa,” tuturnya.

Agar tetap bisa bertahan, dia memilih mengalihkan penjualan secara online. Teknisnya, bagi pelanggan Kota Solo dan sekitarnya bisa COD (cash on delivery). Sedangkan luar kota dikirim lewat ekspedisi.

“Ya kalau kerugian ditafsir 50 persen. Ruginya ya sewa, terus barang yang biasanya diambil reseller tentu terimbas juga,” katanya.

Tri mengatakan, kondisi jual beli sandang sebelum Lebaran sempat melonjak, namun setelah itu kembali turun. Dan kini ditambah pemberlakuan PPKM darurat di mana semua toko nonesensial harus tutup dua pekan lebih tentu semakin berat.

“Seminggu terakhir sepi, tapi masih jalan, masih ada pemasukan. Kalau ini tutup ya sudah pasrah. Harapannya ya ada bantuan bagi para pedagang, sama potongan sewa kalau dari manajemen,” katanya.

Kondisi sama dirasakan Dwi Andika, pedagang kaus di Pasar Klewer. Dia mengaku hanya bisa pasrah setelah mengetahui kalau pasar yang menjadi lokasi usahananya selama 10 tahun terakhir ini ditutup sementara hingga Selasa (20/6).

“Ya sudah libur dulu. Untuk hidup mengandalkan dari tabungan sementara. Kios saya yang tutup tidak hanya di sini, tapi juga di PGS. Selama ini jualannya offline, tidak pernah jualan online,” tuturnya.

Di bagian lain, Direktur BTC Henry Poerwanto mengatakan memang sempat terjadi polemik diantara pedagang terkait penutupan sejumlah pasar non sembako ini. “Namun dari manejemen langsung memberikan pengertian terhadap pedagang. Ini sifatnya nasional, mereka (pedagang) bisa memahami,” ujarnya.

Pria ini menambahkan, menajemen sudah memberikan waktu kepada para pedagang untuk mengambil barang-barang mereka pada Sabtu hingga Minggu (3-4/6).

“Jadi dari kami sementara apa yang menjadi kebijakan pemerintah kami ikuti. Sementara jualan di rumah dulu, bisa secara online. Memang kondisi ini cukup berat, tapi harus kita jalani bersama,” tuturnya.

Apalagi sekarang program vaksin sedang digenjot. Dengan kebijakan PPKM darurat harapannya akan menekan kasus Covid-19 dan ekonomi bisa bangkit kembali. “Mudah-mudahan PPKM darurat ini tidak diperpajang,” kata Henry.

Soal permintaan pedagang minta dispensasi sewa, Henry menuturkan, sedang dibahas di tingkat manajemen. Dia tidak akan tutup mata melihat kondisi pedagang saat ini.

“Pasti kami pikirkan dan pertimbangkan. Kami tetap berempati terhadap para pedagang,” tuturnya.

Head Marketing Pusat Grosir Solo (PGS) Reza Gisrang mendukung sepenuhnya dengan program pemerintah terkait PPKM dararat Jawa Bali ini.

“Semoga dengan adanya PPKM darurat ini pemerintah dapat mengendalikan penyebaran virus Covid 19. Jika penyebaran sudah dapat terkendali tenant pun akan senang karena PGS akan ramai kembali diserbu pengunjung,” tuturnya.

Reza mengatakan, surat edaran (SE) penutupan sementara memang baru diterima pihak menajemen H-1 sebelum program berlajan. Tetapi sebelumnya sempat sounding ke para tenant agar mempersiapakan diri bila benar benar terjadi penutupan sementara. Karena itu, setelah ada SE mereka tidak kaget.

“Kerugian kemungkinan pasti besar ya mas. Baik dari pihak tenant maupun dari sisi managemen. Kalau prediksi ini kerugiannya bisa mencapai Rp 2 sampai 3 miliar per hari untuk all tenant. Total di PGS ada 700 kios. Terkait sewa kios, masih dalam pembicaraan di internal managemen,” paparnya. (atn/bun/dam/JPC)

  • Bagikan