SRAGEN, RAKYATJATENG – Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Sragen mengirimkan sampel virus dari pasien klaster Kudus ke laboratorium UGM. Langkah ini untuk mengetahui ada tidaknya varian baru yang masuk ke Bumi Sukowati.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan, hasil uji sampel genome sequencing tersebut paling cepat diketahui pekan depan. Sampel diambil dari pasien asal Kecamatan Miri. Setidaknya butuh waktu dua pekan untuk mengetahui hasilnya.
”Pemeriksaaan genome sequencing biasanya memerlukan waktu 2-3 minggu. Tapi kami minta dipercepat agar bisa terdeteksi apabila ada varian virus baru yang dari India,” terang Yuni, kemarin (16/6).
Yuni menambahkan, ketepatan data terkait varian baru itu akan dideteksi sejaun mana telah masuk wilayah Jawa Tengah. Pihaknya pun kembali mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran protokol kesehatan.
”Kami belum bisa menjawab hasilnya. Kalau beberapa guru yang terkena itu waktu peringatan Hari Lahir Pancasila pakai baju adat. Itu hanya melorotkan masker pada saat foto saja bisa tertular,” terang Yuni.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sragen Hargiyanto menambahkan, sejauh ini varian baru dari India lebih berbahaya. Namun belum bisa dipastikan, apakah kasus yang berasal dari Klaster Kudus beberapa waktu lalu merupakan jenis varian baru atau bukan.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Sragen terus meningkatkan kewaspadaan. Baik melalui tracing kasus penyebaran maupun pengambilan swab test dadakan di sejumlah tempat yang rawan penularan.
”Kalau Sragen sejak awal kan istilahnya sudah dikeruk terus. Minimal pencegahan sejak dini. Termasuk besok ibu bupati juga akan keliling di beberapa wilayah yang berbatasan dengan kabupaten lain. Seperti Miri, Sukodono, Mondokan, dan Sumberlawang untuk sosialisasi prokes,” terangnya.
Data terakhir Covid-19 di Kabupaten Sragen terdapat 665 pasien yang tengah dirawat, baik dengan gejala maupun tanpa gejala. Total ada 472 orang meninggal dengan status positif Covid-19 dan 7.323 orang sudah sembuh. (rs/din/per/JPR)