SUKOHARJO, RAKYATJATENG – Jumlah dokter baru di Kota Makmur bertambah. Namun, rasio dokter per satuan penduduk masih kurang. Salah satu dampaknya, puskesmas kekurangan dokter.
Merujuk data rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Sukoharjo 2021-2026, pada 2020, jumlah dokter meningkat dibanding 2016, yakni dari 571 orang menjadi 755.
“Rasio dokter di Sukoharjo memang masih sangat kurang,” terang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo Yunia Wahdiyati, Selasa (8/6).
Dengan jumlah penduduk per 2020 sebanyak 910.024 jiwa, hanya ada 380 dokter umum, 294 dokter spesialis, dan 81 dokter gigi.
“Di puskesmas khususnya masih kekurangan dokter. Rata-rata per puskesmas, kekurangan satu hingga empat dokter,” terangnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo Iskandar mengakui, rasio dokter tak sebanding jumlah penduduk. Kondisi tersebut ditengarai karena mahalnya biaya pendidikan untuk menjadi dokter. “Apalagi biaya praktikum,” ucapnya.
Meski begitu, IDI Sukoharjo terus mendorong generasi muda tak segan memilih profesi dokter, mengingat potensinya yang begitu besar. Masalah biaya, dapat disiasati dengan beasiswa dari pemerintah, swasta, maupun lembaga nirlaba.
“Jangan takut biayanya, banyak beasiswa. Asal rajin belajar tekun, pasti ada jalan untuk pembiayaan,” tutur Iskandar. (rs/kwl/per/JPR/JPC)