SRAGEN, RAKYATJATENG – Seorang pria asal Lampung mengamuk dan berusaha menganiaya dua warga Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Sragen, Jawa Tengah, dengan senjata tajam. Beruntung tidak ada warga yang terluka.
Diduga aksi tersebut dilatarbelakangi rasa cemburu lantaran istrinya mengobrol dengan pria lain. Pelaku melakukan aksinya dalam kondisi mabuk.
Pelaku yakni Iwan, 34, merupakan warga pendatang asal Lampung yang baru saja bermukim di desa itu. Dia nekat menganiaya Agung Rahtomo dan Giyarto, yang merupakan tetangganya di Desa Juwok dengan celurit. Beruntung tidak sampai menimbulkan luka parah, namun pelaku sempat kabur sebelum diamankan warga.
Iwan menikah dengan Suntari, warga setempat sekitar empat bulan lalu. Dia punya kebiasaan buruk yakni mabuk-mabukan. Beberapa bulan tinggal di Desa Juwok, dia sering mengajak pemuda sekitar untuk menenggak miras. Namun banyak yang menolak.
Hingga pada Kamis (13/5), dia meminta uang kepada istrinya untuk membeli minuman keras. Hingga malam sekitar pukul 21.00, istrinya sempat mencari Iwan karena tak kunjung pulang. Termasuk ke rumah Agung, tetangganya yang sebenarnya masih kerabat dekat.
Pada saat berbincang dengan Agung, Iwan yang dalam kondisi mabuk tersulut emosinya. Dia lalu memaki dan pulang ke rumah mertuanya. Iwan sempat mengambil celurit untuk menyerang Agung. Lalu dengan kondisi pengaruh minuman keras, dia menyerang Agung namun bisa dihindari.
Agung pun lari menghindari serangan Iwan. Saat itu sempat terlihat keponakan Agung, yakni Giyarto berusaha menghentikan serangan itu. Namun dia juga sempat diserang, tetapi juga tidak kena. Lalu Giyarto berteriak hingga warga sekitar keluar rumah.
Melihat kondisi banyak warga Iwan kabur menggunakan sepeda motor Honda Vario, lantas pihak keluarga Agung melaporkan kejadian ini ke Polsek Sukodono.
Kepala Desa (Kades) Juwok Suyono menyampaikan, tidak ada korban yang terkena sabetan celurit milik pelaku. Kedua warganya tersebut memang diserang, namun tidak sampai terluka parah.
”Yang luka Agung di tangan dan kaki. Mungkin terjatuh, tapi bisa menghindar. Kebetulan juga ikut pencak silat,” ujarnya, Selasa (18/5).
Dia menegaskan pelaku bukan merupakan warga setempat. ”Pelaku kebetulan bukan warga sini, dia baru tinggal di sini sekitaran empat bulan. Aslinya dari Lampung, menikah dengan orang sini,” ujarnya.
”Pelaku sempat dicari kabarnya di Tanon. Motornya ada, tapi orangnya tidak ada. Saat ini masih belum ketemu sembunyi di mana,” ujarnya. (rs/din/per/JPR/JPC)