Larang Warga Mudik, Kades di Sragen Siapkan Lokasi Karantina Berhantu

  • Bagikan
Satgas Covid-19 Desa Bedoro, Sambungmacan. (AHMAD KHAIRUDIN/RADAR SOLO)

SRAGEN, RAKYATJATENG – Tidak hanya pemerintah di tingkat kabupaten saja yang menyarankan agar tidak mudik. Pemerintah desa pun terus mengimbau agar warganya yang di perantauan patuh pada aturan pemerintah soal larangan mudik.

Kepala Desa (Kades) Bedoro, Kecamatan Sambungmacan Pri Hartono menyampaikan agar warga tidak pulang kampung dahulu saat ini. Meski Desa Bedoro dalam zona hijau, namun imbauan itu sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19.

“Perantau di Desa Bedoro banyak, tahun lalu saja yang pulang hampir 300 perantau. Waktu kita pendataan dulu, itu waktu awal Covid-19 dulu,” ujarnya.

Dia menambahkan, tahun ini bukan tidak mungkin perantau yang pulang akan lebih banyak. Namun, pihaknya menekankan untuk mengikuti anjuran dari pemerintah agar sementara tidak mudik lebih dahulu. Karena juga ada kemungkinan pulang kampung lebih awal.

Pri Hartono mengaku, warga juga pro aktif untuk mengimbau ke saudaranya agar menunda mudik.

Di sisi lain, karena Bedoro sudah zona hijau, kegiatan Ramadan bisa dijalankan dengan protokol kesehatan.

”Seperti kegiatan TPA sudah jalan, anak-anak di sini sudah bisa ngaji. Karena kalau cuma mengandalkan android, hasilnya juga beda,” ujarnya.

Sementara Kepala Desa Sepat, Kecamatan Masaran Mulyono mengancam pemudik yang tiba di Desa Sepat dikarantina di rumah kosong yang lama tidak ditempati. Rumah tersebut dulunya adalah gudang tas, namun lama tak difungsikan.

”Sudah kita siapkan rumah hantu untuk yang nekat mudik. Kerja bakti warga besok sudah siap. Kalau ada yang nekat mudik, akan kita masukkan ke rumah hantu,” ujarnya.

Karena masih bulan puasa, pihaknya menyediakan makanan untuk berbuka dan sahur bagi yang dikarantina. “Makanan buka dan sahur kita sediakan,” katanya.

Mulyono memperkirakan akan banyak perantau yang bandel yang akan pulang lebih awal.

”Saya kira banyak warga yang akan pulang, karena banyak warga perantauan di luar Jawa dan Jakarta. Boleh pulang, tapi tetap kita karantina di rumah ini,” katanya. (rs/din/per/JPR/JPC)

  • Bagikan