Tiga Guru Meninggal, Sekolah Tatap Muka Ditiadakan

  • Bagikan

SRAGEN, RAKYATJATENG – Pemerintah Kabupaten Sragen tidak menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) untuk wilayah Kecamatan Gondang. Menyusul ada sejumlah guru SMA Negeri 1 Gondang terpapar Covid-19. Bahkan tiga guru meninggal dunia.

Merebaknya kasus Covid-19 di SMAN 1 Gondang mengakibatkan tiga guru meninggal dan tujuh lainnya tertular covid-19. Sekretaris Daerah (Sekda) Tatag Prabawanto menyampaikan, sekolah tersebut tidak menggelar pembelajaran tatap muka.

”Satgas covid sudah melakukan tracking pada orang yang kontak erat,” ujarnya.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan, SMA Negeri 1 Gondang bukan termasuk sekolah yang ditunjuk Dinas Pendidikan Provinsi jawa Tengah untuk menggelar PTM.

”Provinsi mengatakan Gondang bukan salah satu sekolah yang melaksanakan simulasi tatap muka,” terangnya.

Pihaknya menambahkan, bisa jadi penularan terjadi di luar sekolah. Selain itu meski belum PTM, para guru tetap hadir di sekolah setiap hari.

”Karena sebetulnya di Gondang belum ada PTM. Jadi guru yang masuk setiap hari kemungkinan kontak erat,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen Suwardi menyampaikan tidak ada pelaksanaan PTM di wilayah Kecamatan Gondang. Semua jenjang pendidikan sesuai kewenangan dari pemerintah kabupaten yakni TK hingga SMP. Sedangkan tingkat SMA dan SMK menjadi wewenang provinisi.

”Gondang semua sementara dilakukan daring. Kecuali yang aman bisa luring untuk ujian sekolah,” terangnya.

Dia menjelaskan yang bisa tatap muka yakni kelas VI SD dan Kelas IX SMP. Karena dilaksanakan ujian sekolah sejak Senin (19/4) ini.

”Yang luring bisa diantarkan soal ujiannya, atau yang aman betul dan memungkinkan bisa tatap muka,” terangnya.

Sementara Camat Gondang, Catur Sarjanto menambahkan, muspika mengambil langkah-langkah antisipatif. Yakni sterilisasi dengan penyemprotan desinfektan di lingkungan sekolah. Tim gabungan juga dikerahkan untuk mengintensifkan patroli.

”Kami adakan patroli intensif. Apabila ada kerumunan, langsung dibubarkan. Kami juga imbau masyarakat jangan ada kegiatan dulu sementara waktu,” ujarnya. (rs/din/fer/JPR/JPC)

  • Bagikan