SOLO, RAKYATJATENG – Fenomena mudik lebih awal untuk menghindari operasi keselamatan mulai terlihat di Kota Bengawan. Selain kendaraan pribadi, perantau naik bus umum dan tidak turun di terminal. Mengantisipasi gelombang lebih besar, polresta dan Pemkot Surakarta mulai menyiapkan penyekatan di 10 titik penyekatan.
Kasatlantas Polresta Surakarta Kompol Adhytiawarman Gautama Putra mengatakan, ada sepuluh titik yang akan disekat di Kota Bengawan. Antara lain Banyuanyar, Tugu Makuto, Kleco, Tugu Lilin Pajang, Tipes, Tanjung Anom, Jurug, Jembatan Mojo, Baturono dan ringroad, serta batas kota Kaliwingko. Di setiap lokasi akan dibuat pos pantau dan ditempatkan petugas pengawas.
“Sepuluh titik ini sudah kami paparkan kemudian dan diskusikan dengan dishub (Dinas Pergubungan Kota Surakarta) sesama pemangku kebijakan. Terkait teknis nanti harus dibicarakan lagi,” kata kasatlantas.
Arahan untuk putar balik ini tidak hanya dilakukan kepada pemudik dengan tujuan Kota Solo, namun juga pemudik dengan tujuan kabupaten lain. “Jadi mohon maaf nanti ketika ada pemudik ketemu anggota kami akan diminta kembali ke daerah berangkat mereka,” tuturnya.
Petugas jaga di perbatasan Kota Solo akan memberikan informasi kepada petugas jaga di daerah lain. Ini untuk memantau kendaraan yang terjaring razia di Kota Solo agar terus dilakukan pengawasan. Hal ini untuk memastikan kendaraan tersebut benar-benar kembali ke daerah asal mereka.
Namun yang perlu menjadi catatan, kebijakan ini nanti tetap menunggu petunjuk dari Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. “Apakah nanti 10 titik ini disetujui atau perlu ditambah. Koordinasi kami lakukan dengan pemkot mengingat setiap daerah memiliki kebijakan PPKM sendiri-sendiri,” ujarnya.
Di sisi lain, terkait fenomena mudik awal kasatlantas tidak menampik hal tersebut. Dari hasil laporan yang dia terima, saat ini mulai banyak pemudik yang masuk ke Kota Bengawan dengan naik bus umum.
“Tapi busnya itu masuk Solo dini hari. Kemudian menurunkan penumpangnya juga tidak di terminal, melainkan di pinggir jalan sebelum masuk terminal. Anggota patwal sudah saya minta patroli di jalur-jalur bus jelang subuh untuk memastikan informasi tersebut,” ujarnya.
Fenomena dugaan mudik awal juga dibenarkan Kabid Lalulintas Dishub Surakarta Ari Wibowo. Dia menuturkan, jelang masuk bulan puasa, ruas jalan di Kota Bengawan mulai padat. “Mereka pulang kampung liburan dan budaya ritual sadranan,” katanya.
Soal penyekatan, lanjut Ari, kebijakan ada di jajaran kepolisian, sedangkan dishub sifatnya hanya mem-backup.
“Kami siap untuk mengikuti arahan dari dari jajaran satlantas. Untuk wacana secara lisan lewat obrolan memang sudah disampaikan, tapi secara teknis dan resmi belum, kami masih menunggu,” tuturnya.
Berkaca dari mudik tahun lalu, yang perlu dicegah adalah pemudik mencari celah masuk Kota Bengawan melalui jalur tikus. Serta pemudik yang menumpang kendaraan yang diperbolehkan melintas pada saat libur Lebaran, seperti angkutan logistik dan sebagainya. “Ini yang nanti perlu dilakukan antisipasi,” pungkas Ari. (rs/atn/fer/JPR/JPC)