SUKOHARJO, RAKYATJATENG – Bupati Sukoharjo Etik Suryani meminta Dinas Pertanian dan Perikanan setempat, agar menggencarkan gerakan pengendalian atau pembasmian hama tikus di seluruh wilayah kabupaten. Sehingga, daerah tersebut tetap menjadi lumbung pangan di Jawa Tengah.
Permintaan tersebut disampaikannya saat menghadiri acara pengendalian hama tikus secara serentak, di sawah perbatasan Kelompok Tani Pranan I dan Kelompok Tani Ngudi Utomo, Desa Bugel, Kecamatan Polokarto, Jumat (9/4/2021).
Menurutnya, Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu daerah penyangga pangan di Provinsi Jawa Tengah.
Meskipun wilayah itu terkecil kedua di provinsi ini setelah Kabupaten Kudus, namun Sukoharjo memiliki potensi produktivitas padi tertinggi se-Jawa Tengah selama lima tahun terakhir ini. Bahkan, wilayah tersebut mampu surplus beras tidak kurang dari 102.804 ton setiap tahunnya.
“Keberhasilan ini tentunya merupakan kerja keras dan dukungan dari semua pihak, khususnya dalam upaya pengamanan produksi padi dari ancaman serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), salah satunya adalah tikus. Karena tikus merupakan salah satu hama utama padi yang sangat mengancam keberhasilan, bahkan dapat menggagalkan produksi tanaman padi,” tutur Etik.
Dia berharap, dengan gerakan seperti itu diharapkan mampu mengendalikan hama tikus, di wilayah Desa Pranan dan sekitarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Netty Harjanti mengatakan, pada saat ini Kabupaten Sukoharjo memiliki standing crop seluas 12.116 hektare yang terdapat di 12 kecamatan. Agar seluruh standing crop berhasil panen dengan produktivitas sesuai yang diharapkan, perlu dilakukan pengamanan produksi dari serangan organisme pengganggu tumbuhan. Saat ini paling besar serangannya dan dominan adalah hama tikus.
“Melalui pengendalian serangan hama tikus secara terpadu pada hamparan luas dan wilayah yang berbatasan seperti yang kita laksanakan saat ini, diharapkan lebih intensif dalam menekan serangan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu diserahkan juga bantuan rodentisida dan jaringan irigasi tersier kepada petani Desa Pranan dan Bugel. (*)