WONOGIRI, RAKYATJATENG – Organisasi Angkutan Darat (Organda) Wonogiri Jawa Tengah minta pemerintah bersikap adil soal larangan mudik. Bila aturan ini diberlakukan maka harus bersikap adil. Semua angkutan umum harus berhenti beroperasi.
Ketua Organda Wonogiri Edi Purwanto mengatakan, berkaca pada larangan mudik tahun lalu, masih banyak kendaraan yang mengangkut perantau pulang kampung. Terutama travel dan mobil rental. Perusahaan otobus (PO) jelas dirugikan atas aturan ini.
“Tahun lalu banyak yang lolos. Ada yang satu mobil diisi sembilan orang. Kalau untuk bus malah mudah diatur. Ada hand sanitizer, busnya disemprot desinfektan dan lain-lain. Tahun lalu sopir dan kru tidak dapat apa-apa,” kata Edi Purwanto.
Dia menambahkan, jika mudik Lebaran tahun ini ditiadakan harapannya semua moda transportasi harus dilarang. Mulai kereta api, pesawat, mobil rental atau travel hingga kapal. Dengan begitu, semuanya mendapatkan keadilan. Bahkan dinilai perlu melakukan pembatasan akses seperti jalan tol dan lainnya.
“Kalau tidak begitu kami yang taat seperti organda di daerah cuma bisa nyawang kena dampaknya,” kata dia.
Misal mudik tahun lalu masih ada yang kucing-kucingan. Melihat kondisi ini mending mudik diperbolehkan saja. Tinggal mempersiapkan protokol kesehatnnya. Seperti pemasangan fasilitas GeNose di terminal tipe A untuk deteksi dini.
“Yang jadi sorotan atau dianggap salah jangan angkutan darat (bus) saja. Moda transportasi lain juga harus diperhatikan,” kata dia.
Edi berharap pemerintah memberi toleransi mudik diperbolehkan agar bisa menggerakkan ekonomi daerah. “Kami taati aturan protokol kesehatan. Ada toleransi lah agar tetap bisa mudik,” kata dia.
Di sisi lain lonjakan kedatangan kaum boro dari Jakarta dan sekitarnya terlihat pekan kemarin. Mereka menggunakan jasa transportasi bus antarkota antarprovinsi (AKAP).
Berdasarkan data Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri lonjakan kedatangan penumpang bus AKAP terjadi pada Jumat (2/4) lalu. Sebanyak 2.464 orang penumpang tiba di Kota Sukses dengan menumpang 137 bus. Sehari sebelumnya atau Kamis (1/4) jumlah penumpang datang hanya 1.610 orang dengan menumpang 96 bus.
“Iya, Jumat memang terjadi lonjakan jumlah penumpang kedatangan,” ungkap Koordinator Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri Agus Hasto Purwanto, Minggu (4/4).
Jumlah penumpang kedatangan bus AKAP menurun pada Sabtu (3/4). Pada hari itu, tercatat ada 1.687 penumpang bus AKAP dengan menumpang 97 bus. Diduga, banyaknya kaum boro yang pulang kampung ini selain karena libur panjang juga musim nyadran atau nyekar. Budaya itu kerap dilakukan saat menjelang Ramadan.
“Kalau akhir pekan memang biasanya agak ramai. Tapi ini mungkin karena nyadran. Masyarakat kita kan masih kental dengan budaya itu,” kata dia.
Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan terminal pada libur panjang. Hanya menekankan pada protokol kesehatan supaya bisa diterapkan dengan baik. Dia memprediksi puncak arus balik libur panjang pekan lalu terjadi pada Minggu (4/4). Namun, berdasarkan pantauannya, penjualan tiket bus keberangkatan pada Minggu normal.
“Tapi kita lihat saja datanya. Besok (hari ini) keluar. Teman-teman petugas masih melakukan pendataan,” kata Agus. (rs/it/fer/JPR/JPC)