BOYOLALI, RAKYATJATENG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali tak ingin uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) justru memunculkan klaster baru. Untuk itu, skema uji coba PTM mulai disusun.
Kepala Disdikbud Boyolali Darmanto menjelaskan, untuk sekolah yang hendak mengusulkan uji coba PTM, harus memastikan seluruh guru dan tenaga pendidik telah divaksin Covid-19. Selain itu, harus berada di zona hijau.
“Persiapan (uji coba PTM) sudah dimatangkan. Sudah kami sampaikan ke bupati. Dan bupati merestui uji coba pembelajaran tatap muka tersebut. Demi menjaga motivasi dan semangat belajar anak didik, serta mengendalikan mutu pendidikan,” terang Darmanto.
Meski sinyal uji coba PTM menguat, namun kesehatan dan keselamatan peserta didik, tenaga pendidik, maupun tenaga kependidikan tak boleh dipandang sebelah mata. Maka, skema protokol kesehatan (prokes) disusun.
“Seluruh pendidik dan tenaga kependidikan harus sudah divaksin dua kali sebelum menggelar uji coba tatap muka. Selain itu, lembaga atau sekolah yang akan uji coba pembelajaran tatap muka harus masuk zona hijau atau aman Covid-19,” imbuhnya.
Skema lainnya, peserta didik tinggal di wilayah zona hijau penyebaran Covid-19. “Kami anjurkan orang tua tidak membekali anaknya uang saku. Sebaiknya bawa makanan dan minuman dari rumah. Kami berharap anak-anak tidak jajan untuk mengurangi kerumunan,” papar Darmanto.
Aturan lainnya, guru sudah hadir di sekolah, maksimal 30 menit sebelum siswa datang. Sebab, selama ini, justru siswa yang datang lebih awal ke sekolah. Padahal ada guru yang belum hadir.
Sementara itu, di Kota Susu terdapat 770 TK, 605 SD negeri dan swasta, 52 SMP negeri, serta 40 SMP swasta. Sedangkan jumlah tenaga pendidik jenjang TK, SD, hingga SMP di Boyolali mencapai lebih dari 10.000 orang.
“Kami berharap pendidik dan tenaga pendidik semuanya sudah divaksinasi, maksimal Juni mendatang. Supaya pembelajaran tatap muka segera digulirkan kembali. Tepatnya pada tahun ajaran 2021/2022,” tandas Darmanto. (rs/wid/per/JPR/JPC)