SRAGEN, RAKYATJATENG — Kabupaten Sragen kembali menjadi zona merah, kemarin (15/1). Kondisi tersebut berdasarkan pada analisis epidemiologi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sragen, merujuk data perkembangan Covid-19 selama sepekan terakhir.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menjelaskan, zona merah di Sragen tipis dengan zona oranye. Bupati optimistis penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang berjalan selama 14 hari bisa menekan kasus Covid-19 di Sragen.
Kenaikan status menjadi zona merah itu sendiri disebabkan adanya peningkatan kasus baru dalam beberapa hari terakhir.
Kasus-kasus baru itu merupakan hasil tracking yang dilakukan dua pekan terakhir. Dan hasil lab-nya baru keluar baru-baru ini. Selain itu, kasus kematian juga cukup tinggi.
”Ada antrean swab test di rumah sakit rujukan seperti RSUD dr Moewardi Solo dan RS UNS Solo,” terangnya.
Di sisi lain, untuk pelayanan perawatan pasien Covid-19, ada lima rumah sakit swasta di Sragen yang siap membantu. Di antaranya RS Mardi Lestari dengan 15 tempat tidur, RS Rizky Amalia 10 tempat tidur, RSI Amal Sehat 16 tempat tidur. Kemudian, RS Assalam dan PKU Muhammadiyah juga siap membantu, namun belum menyampaikan laporan kesiapan tempat tidur.
”RS swasta sebagai tempat rujukan pertama, selanjutnya bila terjadi pemburukan bisa dirujuk ke RS rujukan kedua. Posisi RSUD dr Soehadi Prijonegoro (RSSP) Sragen dan RSUD d Soeratno Gemolong menjadi tempat rujukan kedua,” terangnya. (rs/din/per/JPR/JPC)