SEMARANG, RAKYATJATENG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak tim Elite Pro Akademi PSIS Semarang berlatih di Stadion Jatidiri, Kamis (7/1). Mereka jadi yang pertama kali merumput di Stadion Jatidiri, pasca renovasi.
Ajakan itu diberikan Ganjar saat menyambangi mess pemain PSIS Semarang di Jalan Durian Selatan, Banyumanik. Saat itu, mereka sedang bersiap untuk latihan rutin di Lapangan Telo Banyumanik.
Usai sarapan bersama, mereka pun kemudian bertemu di Stadion Jatidiri. Ganjar, mempersilakan para pemain dari Elite Pro Akademi PSIS untuk masuk dan menengok Stadion yang mulai direnovasi pada 2017 lalu itu.
“Tadi kita di lapangan (Banyumanik) ketemu dengan pelatihnya, kita ngobrol-ngobrol, mau nggak nyoba lapangan untuk pertama kali dan berikan feedback pada kita,” ucap Ganjar ditemui usai mempersilakan pemain PSIS mencoba di Stadion Jatidiri.
Ganjar mengatakan, kondisi Stadion Jatidiri saat ini masih 80 persen dan belum selesai. Keterlambatan progres akibat dari pandemi COVID-19 yang menyebabkan refocusing anggaran berdampak pada penyelesaian Stadion Jatidiri.
“Karena kemarin ada corona, sekarang belum selesai dan refocusing terjadi. Sebenarnya blegernya sudah jadi 80 persenan kurang lebih. Tapi sayang memang kalau nanti rumputnya tidak terpelihara, tidak terpakai rusaknya karena alam kan eman-eman,” kata Ganjar.
Saat ini, Ganjar mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan tiga hal yang terkait dengan penggunaan Stadion Jatidiri maupun Gor Jatidiri secara keseluruhan.
“Kita lagi minta otoritas yang mengerti tentang konstruksi dan pembangunan, apakah yang seperti ini sudah boleh dipakai, baik latihan atau pertandingan, membahayakan apa nggak karena ada konstruksi yang belum selesai,” tutur Ganjar.
Kedua, Ganjar mengatakan, pihaknya juga tengah meminta pada ororitas teknis penggunaan lapangan dalam hal ini PSSI. Tujuannya untuk mengetahui dan agar PSSI bisa memberikan kelayakan terhadap lapangannya.
“Dan yang ketiga tentu soal administrasi, seandainya masyarakat mau menggunakan, siapapun, itu bagaimana caranya. Tiga hal ini yang sedang kita siapkan,” kata Ganjar.
Di sisi lain, Ganjar juga memperhatikan kesiapan venue olahraga lainnya. Sehingga, kata Ganjar, dalam waktu dekat akan melibatkan pra atlet dari masing-masing cabang olahraga untuk mencoba venue mereka.
“Jadi kita mau coba, jadi nanti beberapa atlet kita minta untuk ngetes dulu. Kira-kira kalau kondisi seperti ini nantinya bisa dipakai apa tidak, sudah bisa atau belum. Sehingga biar publik semuanya tahu inilah kondisi yang ada,” tandasnya.
Salah satu pemain tim Elite Pro Akademi PSIS Semarang yang juga pemain di tim Senior PSIS, Aditya Jori, mengaku senang dan bahagia bisa merumput untuk pertama kalinya di Stadion Jatidiri.
Meski kompetisi saat ini masih dihentikan karena pandemi, Jori berharap Stadion Jatidiri bisa segera selesai dan dapat digunakan saat kompetisi dimulai.
“Senang bisa coba Jatidiri pertama kali, antusias juga, karena dari dulu nggak pernah main di sini terus nyoba lapangan ini. Megah dan mewah, makin nggak sabar buat main di sini dan Insyaallah kompetisi jalan lagi,” ucapnya.
Sementara, pelatin tim Elite Pro Akademi PSIS, M Ridwan, mengaku sangat senang. Ridwan menyebut ini kesempatan langka dan bangga karena jadi yang pertama mencoba. Apalagi banyak dari pemain Elite Pro Akademi yang belum pernah merumput di Stadion Jatidiri.
“Kita seneng sekali, banyak dari para pemain yang baru pertama kali menginjakkan kaki di jatidiri, baik sebelum direnovasi atau setelah direnovasi, dan saya juga sudah lama sekali tidak menginjak rumput jatidiri,” ujar Ridwan.
Pada momen ini, Ridwan mengatakan, latihan juga dia desain agar bisa mencoba seluruh area lapangan. Sehingga, pihaknya bisa memberikan feedback maksimal pada Pemprov Jateng.
“Latihan hari ini kita sengaja desain untuk coba seluruh area lapangan dan kemudian nanti kita juga sampaikan para pemain untuk berikan feedback pada kita terkait dengan kondisi lapngan.,” ujarnya.
Sejauh ini, Ridwan mengatakan, feedback yang bisa diberikan adalah kondisi rumput lapangan. Sebab, saat ini kondisinya tak terawat meski tampak tinggi.
“Mungkin karena perawatan yang kurang maksimal, jadi sekarang ini terlihat rumput agak tinggi tapi lebih tinggi akar. Itu mempengaruhi laju bola, dan jangka panjang merusak rumput itu sendiri,” tandasnya. (Sen)