BOYOLALI, RAKYATJATENG – Kebijakan wajib rapid test antigen ampuh untuk menjaring penderita virus corona (Covid-19). Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali menemukan adanya lonjakan tambahan kasus Covid-19 di Boyolali selama sepekan ini.
Kepala Dinkes Boyolali Ratri S. Survivalina menyebutkan jika sejak 30 Desember lalu, terjadi penambahan 223 kasus Covid-19. Temuan kasus baru itu berasal dari rapid test antigen yang dilakukan secara masif di beberapa tempat.
“Temuan kasus Covid-19 ini bisa mencegah penular yang lebih banyak lagi,” kata perempuan yang akrab disapa Lina itu.
Secara rinci, tambahan kasus Covid-19 ini terjadi pada 30 Desember 2020 sebanyak 14 kasus, 31 Desember sebanyak sembilan kasus. Lalu, pada 1 Januari ditemukan 11 kasus Covid-19. Bahkan, temuan kasus Covid-19 pada hari berikutnya meningkat tajam.
Sedikitnya ada 62 kasus baru yang terjadi pada 2 Januari. Kemudian pada 3 Januari sebanyak 65 kasus baru. “Kemarin Senin (4/1), terjadi penambahan sebanyak 62 kasus,” katanya.
Lina menyebut, tambahan kasus Covid-19 di Boyolali ini didominasi dari Kecamatan Boyolali, yakni 35 kasus. Kecamatan Nogosari sebanyak 22 kasus dan Ngemplak 20 kasus.
Untuk Kecamatan Ampel, Banyudono, dan Mojosongo masing-masing ada penambahan 17 kasus. “Di Cepogo ada 16 kasus baru, Musuk dan Teras 15 kasus. Sedangkan kecamatan Andong, Sawit, Simo, Gladagsari, Karanggede, Klego, Sambi, Tamansari, Juwangi, Kemusu, dan Wonosamodro kurang dari 10 kasus baru,” ujarnya.
Menurut Lina, ada dua klaster yang mendominasi penyebaran Covid-19 di Kota Susu. Yakni klaster keluarga dan tempat kerja. Disinyalir kasus yang terus bertambah dari kedua klaster tersebut karena adanya kegiatan bersama.
Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap kuat menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Bahkan dengan penambahan kasus tersebut, total kasus konfirmasi positif saat ini mencapai 3.414 orang.
Dari jumlah akumulasi 3.414 kasus tersebut, ada 133 orang masih diawat dan 232 orang melaksanakan isolas mandiri. Kemudian, 2.944 orang selesai isolasi dan 105 orang meninggal dunia.
“Untuk Boyolali, persentase kesembuhan sebesar 86 persen. Sementra persentase kematian ada 3 persen,” ucap Lina.
Berdasarkan indikator yang digunakan dalam penilaian Covid-19 atas status risiko wilayah, Kabupaten Boyolali memiliki nilai 1,88. Artinya berada di zona risiko sedang atau zona oranye. (rs/wid/per/JPR/JPC)