Klaten Anggarkan Mobil PCR Lab Rp 3,5 Miliar

  • Bagikan
Pengambilan sampel kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dengan mobil PCR lab di halaman Pendapa Pemkab Klaten, Selasa (22/12). (ANGGA PURENDA/RADAR SOLO)

KLATEN, RAKYATJATENG – Langkah strategis diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, Jawa Tengah, dalam upaya pengendalian dan penanganan pandemi Covid-19. Salah satu lewat pengadaan satu unit mobil polymerase chain reaction (PCR) lab. Keberadaan mobil ini diharapkan mempercepat pengambilan dan pemeriksaan sampel.

Mobil ini sudah diuji coba di halaman Pendapa Pemkab Klaten, Selasa (22/12). Sampel diambil dari puluhan kepala organisasi perangkat daerah (OPD). Satu per satu Kepala OPD diambil sampelnya dua kali. Yakni di rongga hidung dan tenggorokan.

“Kasus Covid-19 masih sangat tinggi. Belum lagi antrean lab, khususnya di Rumah Sakit (RS) UNS hasilnya keluarnya lama. Maka dengan alokasi dana tambahan dari dana insentif daerah untuk pengadaan mobil PCR Lab ini, diharapkan bisa memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat,” terang Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten Jaka Sawaldi.

Jaka menambahkan, mobil PCR lab sudah digunakan di sejumlah kota. Seperti Surabaya, Solo, dan Demak. Ditunjang tenaga kesehatan (nakes) profesional, sehari mampu mengambil 500 sampel. Hasilnya langsung ketahuan hanya dalam 2,5 jam saja.

“Penanganan kasus Covid-19 itu ada yang tes, tracing, dan treatment. Tes untuk mengetahui apakah ada positif atau tidak. Jika positif, langsung tracing untuk mengetahui apakah ada penularan. Apabila ada, maka diberikan treatment. Berupa isolasi mandiri atau perlu dirujuk ke rumah sakit,” imbuhnya.

Setelah mobil PCR lab tiba, bakal dilakukan pelatihan sumber daya manusia (SDM). Terutama bagi nakes yang mengoperasikannya. Ke depan, mobil ini bakal keliling ke seluruh penjuru Kota Bersinar.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten Cahyono Widodo menambahkan, anggaran pengadaan mobil Rp 3,5 miliar. Sekali jalan, butuh minimal 5-6 personel. Mulai dari petugas di dalam mobil, hingga berjaga di luar untuk menertibkan orang yang hendak diambil sampelnya.

“Nanti dilihat dulu kemampuan SDM kami dalam pengambilan sampel. Dalam sehari bisa mengambil berapa sampel?” bebernya. (rs/ren/fer/JPR/JPC)

  • Bagikan