Satu Warga Hilang, Sekolah-Kantor Desa Jebol

  • Bagikan
RUSAK PARAH: Material longsor menjebol ruang kelas SDN 6 Bero, Desa Bero, Kecamatan Manyaran, Wonogiri, Jumat sore (4/12). (BPBD WONOGIRI FOR RADAR SOLO)

KARANGANYAR, RAKYATJATENG – Sejumlah kecamatan di Bumi Intanpari dikepung banjir dan longsor setelah hujan deras, Sabtu sore (5/12). Longsor juga terjadi di Wonogiri. Menerjang SDN 6 Bero, Desa Bero, Kecamatan Manyaran.

Wilayah yang terdampak banjir dan longsor antara lain Tawangmangu, Karangpandan, Jenawi dan Jatiyoso.

Sutardiyanto, 24, warga Dusun/Desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu menjelaskan, hujan deras mengguyur sekitar pukul 12.00. Sekitar empat jam kemudian banjir menerjang karena irigasi tak mampu menampung air dari Gunung Lawu.

“Sepengetahuan saya, baru kali ini air irigasi membeludak sangat besar. Jalan dusun sampai tergenang. Terutama di sekitar Situs Menggung,” ujarnya.

Apakah banjir tersebut disebabkan irigasi tertutup sampah? Sutardiyanto lebih cenderung menyebut karena lebar irigasi tak mampu menampung air dari daerah atas.

Agus Suryawan, 41, warga Desa Karanglo, Kecamatan Tawangmangu menambahkan, setiap hujan deras, Jalan Raya Tawangmangu, terutama di sekitar kawasan terminal dan Pasar Tawangmangu kerap tergenang. Tapi banjir kali ini, sepengetahuan Agus yang paling besar.

“Air dari Cemoro Sewu kan lewatnya di sekitar pasar itu. Namun irigasinya sempit. Jadi air gampang membeludak ketika hujan deras. Di sisi timur terminal juga longsor,” ucapnya.

Di Jatiyoso, dinding kantor Desa Wonokeling jebol tertimpa material longsor. “Longsor sekitar pukul 17.00. Awalnya hujan lebat, kemudian tanahnya retak. Material longsor menimpa dinding kantor desa yang baru selesai dibangun 2018. Ini belum kami bersihkan, mungkin besok (hari ini bersama warga),” beber Kepala Desa Wonokeling Sutimin.

Hingga berita ini ditulis, para relawan, personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar dan unsur TNI-Polri masih melakukan pembersihan material longsor dan pendataan warga terdampak.

“Kami bagi tugas karena wilayah terdampak banjir dan longsor tersebar di sejumlah titik,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Karanganyar Sundoro melalui Sekretaris BPBD Aris Indriyanto.

Dikutip dari Jawa Pos Radar Solo, satu warga Tengklik, Tawangmangu, belum diketahui nasibnya saat terjadi banjir dan longsor. Petugas masih melakukan pencarian.

Dua ruang kelas di SDN 6 Bero, Desa Bero, Kecamatan Manyaran porak-poronda dihantam longsor, Jumat (4/12). Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut karena guru dan murid masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi korona.

Sebelum diterjang longsor sekitar pukul 16.00, wilayah setempat diguyur hujan deras cukup lama. Tanah lereng di sekitar sekolah labil, sehingga longsor.

Sementara itu, material tanah bercampur batu dan air menjebol dinding dua ruang kelas SDN 6 Bero. Meja dan kursi di dalam kelas terkubur tanah.

“Lokasi SD itu di dekat lereng tanah. Kemiringan lereng cukup curam,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri Bambang Haryanto, Sabtu (5/12).

Kerugian materi akibat musibah tersebut diperkirakan sekitar Rp 140 juta. Untuk sementara lokasi yang tertimbun longsoran dan sekitarnya ditutup.

Kepala Desa Bero Roh Edy Wibowo mengatakan, karena sore itu tidak ada aktivitas di sekolah, kejadian longsor baru diketahui pihak sekolah Sabtu pagi. “Sekarang (Sabtu sore) juga masih gerimis. Khawatir longsor susulan. Jadi proses pembersihan longsor dilakukan dengan hati-hati,” pungkasnya. (rs/rud/per/JPR)

  • Bagikan