KUDUS, RAKYATJATENG – EG (48), warga Kudus, yang ditemukan tergeletak di rumah bersama IIM, anak perempuan telah mengakui perbuatannya. Kepada polisi EG mengakui jika dirinya yang membunuh anak perempuannya IIM yang masih berusia 12 tahun. Dengan mengantung dan melilit leher dengan tali dan sarung.
Diberitakan sebelumnya, EG dan IIM ditemukan tergeletak di rumahnya Rabu (8/10) malam. IIM ditemukan di kursi dengan posisi terlilit sarung. Sementara EG ditemukan tergeletak di lantai dengan tengan kiri mengeluarkan darah.
Saat ditemukan, keduanya masih dalam keadaan hidup. Namun dalam perjalanan menuju RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus nyawa IIM tak tertolong.
”Kemarin ada pengakuan dari ayahnya. Dia memang yang membunuh dengan menggantung anaknya,” ungkap Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Dharma saat dikonfirmasi kemarin.
Selain meminta keterangan dari EG, polisi juga melakukan otopsi terhadap jenazah IIM. Proses otopsi dilakukan di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus Kamis (8/9) sekitar pukul 23.00. Adapun proses otopsi dilakukan oleh tim dokter forensik dari Polda Jateng dibantu dokter forensik RSUD dan Polres Kudus.
Dari hasil otopsi, diketahui terdapat luka akibat hantaman benda tumpul pada bahu bagian kanan IIM. Selain itu, juga ada bekas jeratan pada leher. Kemudian ada tanda-tanda jika korban meninggal karena lemas. ”Jeratan yang mengakibatkan mati karena lemas,” terangnya.
Meskipun sudah diketahui hasil otopsi, polisi sampai saat ini masih mendalami kasus ini. Termasuk temuan pisau yang berada tak jauh dari posisi EG dan IIM. Saat ini Polres Kudus masih berkoordinasi dengan Polda Jateng untuk melakukan tes psikologi terhadap EG.
”Saat ini kami masih dalami. Jika memang terbukti, tetap akan kami proses. Kami mau periksa kejiwaannya dulu,” kata Aditya.
Sementara itu, EG saat ini masih menjalani perawatan di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus. Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, tim kepolisian tetap melakukan pemantauan terhadap EG. ”Kami pantau sesuai prosedur,” ujarnya.
Direktur RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus Abdul Aziz Achyar mengungkapkan, kondisi EG membaik. EG saat ini sudah menjalani perawatan di ruang inap. Setelah semalam berada di IGD.
Sementara itu, Kepala Desa tempat korban tinggal menyebut jika EG cenderung tertutup dengan lingkungan sekitarnya. Warganya itu, saat ini sedang mengalami penurunan kondisi ekonomi.
”Dulu pernah punya usaha, sehingga ekonominya mapan. Tapi sekarang usahanya down. Tapi saya juga tidak tahu pasti kondisinya seperti apa, karena jarang bertemu,” katanya.
Seperti yang disampaikan Kepala Puskesmas Ngembal Kulon Kamal Agus Efendi, Hanafi juga menyebut jika EG sering meminta tes swab. Karena dia merasa terpapar Covid-19. Beberapa kali sudah di-rapid test. Hasilnya nonreaktif.
”Sudah beberapa kali dia (EG, Red) berupaya bunuh diri,” ujarnya. (ks/daf/lin/top/JPR/JPC)